KENDARI – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar diskusi terbuka terkait literasi media dengan semua instansi bertemakan Informasi Sehat Mendorong Kemajuan Daerah di salah satu hotel di Kendari, Sabtu (09/12).
Kegiatan diskusi literasi media ini dihadiri langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PWI Pusat, perwakilan dari Bank Indonesia, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) dan Ketua DPRD Sultra.
Dalam sambutannya, Sekjen PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, menjelaskan, kode etik memang menjadi keharusan untuk dipahami oleh wartawan, baik media lokal maupun media online. Menurutnya, setiap wartawan harus berkompeten, hal ini disebabkan adanya keluhan yang disampaikan dari beberapa narasumber.
“Biasanya wartawan rentan membawa ego dalam melakukan wawancara. Itu disebabkan belum adanya kontrak kerjasama dengan narasumber,” ujar Hendry, Sabtu (09/12).
Selain itu, Hendry juga menegaskan, minat baca masyarakat sekarang sangat sedikit atau terbilang masih kurang untuk media lokal ataupun cetak. Jika dibandingkan dengan negara lainnya seperti India, media cetak sangat berkembang dan memiliki banyak iklan.
Sementara itu, turut hadir pula di agenda diskusi terbuka tersebut Dekan FISIP UHO, Bahtiar. Menurutnya, peran media memiliki sumbangan positif dalam membantu dan menginformasikan masyarakat sehingga menjadi konsumsi publik. Media massa hanya menjadi perantara bagi media-media lain, seperti media cetak atau media online.
“Peran media massa sangat membantu dalam menginformasikan publik,” tambah Bahtiar.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Provinsi Sultra, Abdurrahman Shaleh, ikut mengapresiasi adanya agenda diskusi literasi media ini. Karena menurutnya, kegiatan tersebut memiliki kontribusi yang sangat hebat. Karena hal ini tentu sangat membantu para wartawan agar menjadi lebih berkompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai insan pers. Lanjut Abdurrahman, di tahun 2018 kedepan akan dilaksanakan program yang mengharuskan para wartawan harus memiliki kompetensi.
“Ini sangat membantu para wartawan untuk bagaimana wartawan itu harus berkompeten. Di tahun 2018 kedepan itu akan di laksanakan program bahwa tidak ada lagi wartawan yang tidak berkompeten,” ucap Abdurrahman.
Reporter: Wawan
Editor: Jubirman