Pemerintahan

Rakor Rutin, Kondisi Bahan Pangan di Sultra Terpantau Dalam Kondisi Terjaga

819
×

Rakor Rutin, Kondisi Bahan Pangan di Sultra Terpantau Dalam Kondisi Terjaga

Sebarkan artikel ini
suasana rapat

KENDARI, Mediakendari.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti rapat rutin rakor Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui Zoom Meeting yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri (Mendagri RI) dilaksanakan di Ruang  Rapat Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra, Senin 21 Agustus 2023.

Mendagri, Tito Karnavian menyampaikan sesuai perintah Presiden RI, baik pusat dan daerah serta kepala daerah untuk tetap menjaga inflasi kita pada angka yang baik artinya ketersediaan bahan pangan terutama, selain barang dan jasa lainnya serta kejangkauan haga oleh masyarakat terutama menjelang tahun politik yang akan menimbulkan dinamika yang baru.

Untuk yang rendah atau terjadi deflasi cukup baik yakni Provinsi Riau di angkah -3,15 persen dan Kab. Pulau Morotai yang beberapa waktu yang lalu cukup tinggi inflasinya, sekarang terkendali dengan baik di angkah -6 persen.

Paparan Plt. Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan indeks perkembangan harga minggu ke-3 agustus  2023 yakni ada 10 kab/kota dengan kenaikan IPH tertinggi yakni salah satunya di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kab. Muna Barat dengan IPH 1,76 persen dan secara nasional, jumlah kab/kota yang mengalami kenaikan IPH naik sekitar 4 persen dari minggu sebelumnya.

Ada 10 komoditas teratas yang mengalami  kenaikan harga sd M3 Agustus berdasarkan harga komoditas di pasar-pasar yang tercatat SP2KP yakni cabai rawit, telur ayam ras, bawang putih, cabai merah, beras, minyak goreng, gula pasir, ikan kembung, bawang merah dan daging sapi dan  jumlah kab/kota yang mengalami kenaikan harga pada minggu ke-3 ternyata ada 51 kab/kota yang mengalami kenaikan harga cabai rawit dan ini jumlahnya meningkat dibandingkan pada minggu yang lalu.

Sampai dengan Minggu ke-3 Agustus (Month to Date), komoditas yang menyumbang kenaikan harga yakni Pertama cabai rawit di 51 Kab/Kota, Kedua cabai merah di 26 Kab/Kota, Ketiga ikan gembung di 25 Kabupaten/Kota.

Paparan Deputi II Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Dr. Nyoto Suwignyo menyampaikan Pertama perkembangan harga pangan di tingkat konsumen, Kedua sinergi bersama Pemerintah Daerah dalam mengendalikan inflasi pangan, Ketiga GPM di pos lintas batas negara dan Keempat system kerawanan pangan dan gizi.

Sementara itu, Kadis Ketapang Sultra, menyampaikan perkembangan harga pada minggu ke-3, ada beberapa komoditas yang perlu kita waspadai utamanya di Sulawesi Tenggara yakni ayam telur kampung, ayam telur  ras, susu bayi, cabai merah pada minggu ini mengalami kenaikan.

‘’Seperti minggu kemarin waktu kita rakor di rujab Gubernur, saya wanti-wanti dua kabupaten yakni Wakatobi dan Muna barat, alhamdulilllah wakatobi terus digencar program SPHP, kondisi IPH untuk wakatobi sekarang sudah deflasi sudah turun, sisa muna barat tadi masih masuk kedalam 10 besar, ini masih ada indeks perubahan harga untuk muna barat, utamanya komoditas udang basah, komoditas susu bayi dan  komoditas beras,’’ ungkapnya.

Untuk Kabupaten muna barat seperti evaluasi minggu kemarin, dinas perhubungan sudah turun ke lapangan terkait dengan pelabuhan feri tondasi  yang mengalami kerusakan sehingga distribusi barang utamanya dari Sulawesi dan juga dari  kasih pute tidak bisa sepenuhnya berlaku di pelabuhan feri karena memang kondisi dermaganya rusak, ini semua yang mengakibatkan bahwa muna barat, indeks perubahan harga di minggu ke-3 bulan ini mengalami kenaikan.

Untuk Bulan ini pihaknya sudah melakukan tiga kali GPM (Gerakan Pangan Murah). Pertama, di halaman kantor dinas ketahanan pangan kita lakukan di awal bulan. Kedua, GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) dilakukan di lapangan KOREM dan di momentum 17 Agustus, Pemprov sudah mengadakan gerakan pangan murah di MTQ sehingga sampai saat ini semua komoditas masih terjaga dengan baik.

Dari badan pangan tadi menyampaikan bahwa indeks ketahanan pangan dan juga sistim kewaspadaan dini pangan dan gizi di Sultra masih dalam keadaan aman, cadangan pangan  Pemerintah Provinsi tadi tertulis juga 195 ton.

Kemudian untuk cadangan pangan pemerintah yang di bagikan ke masyarakat untuk bulan Oktober,November dan Desember, BULOG sudah siap dengan beras yang akan dibagikan di 225.516.000 KPM, selama 3 bulan berturut-turut. Nanti dinas ketahanan pangan bersama-sama BULOG akan melauncing dan membagikan beras ke 225.516.000 KPM.

‘’Kami di dinas ketahanan pangan ini sebenarnya sudah mendistribusikan peta FSPA di dalam peta FSPA atau Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan. Ini harusnya menjadi acuan bagi semua sektor untuk sama-sama bagaimana membangun ketahan pangan yang mudah-mudahan dokumen yang kita kasih jangan cuma menjadi dokumen diatas meja, karena disini membangun pangan tidak bisa dinas ketahanan pangan saja harus multisektor, multi disiplin ilmu tentunya,” jelasnya.

Ia menambahkan kondisi harga bawang putih dan minyak goreng di Sultra masih relatif stabil.

You cannot copy content of this page