Redaksi
KENDARI – Nelayan tambak di Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe merugi setelah banjir yang melanda kawasan tersebut juga merusak ratusan hektar lahan tambak siap panen.
Berdasarkan data Pemerintah Kecamatan Kapoiala, setiadaknya 401 hektar lahan tambak siap panen telah rusak. Kerusakan ini diperparah dengan kerugian sarana pendukung lainnya.
Salah satu desa dengan kerusakan lahan tambak terparah di wiayah ini yakni di Desa Kapoiala Baru mencapai luas 170 hektar, dengan kerugian gagal panen mencapai Rp 1.2 Miliar.
Selain itu, tambak budidaya ikan bandeng ini juga mengalami kerusakan pada sarana pendukung seperti pematang dengan kerugian yang ditaksir Rp. 850 juta dan kerusakan pintu air dengan kerugian Rp. 255 juta.
Baca Juga :
- PWI Sebut Kepala BRI Baubau Terancam Pidana karena Dugaan Menghalangi Tugas Jurnalis
- Sekda Sultra Lepas Ekpedisi Rupiah Berdaulat ke Wakatobi
- Diskominfo Sultra Bahas Cara Menangkal Ancaman Pengguna Internet
- Tokoh Masyarakat Bondoala Sam Barli sebut Harmin Ramba akan Jadi Bupati 2024-2029
- Bawaslu Konut Umumkan 32 Panwascam Existing yang Lolos Tes Penilaian Evaluasi Kinerja
- DPW Lira Sultra Sebut Proyek APBD Konawe Didominasi Oknum Dewan Dengan Modus Pokir
Selain di Desa Kapoiala Baru, terdapat tiga wilayah produksi perikanan tambak yang mengalami kerusakan serupa seperti di Desa Ulu Lalimbue, Lalonggombuno, dan Muara Sampara, serta Kelurahan Kapoiala.
Untuk keseluruhan wilayah ini, data Pemerintah Kecamatan Kapoiala menyebut kerugian akibat gagal panen mencapai Rp 2.886.200.000, kerugian kerusakan tanggul mencapai Rp 2.005.000.000 dan kerusakan pintu air sebesar Rp 601.500.000.
Untuk jumlah total kerugian yang dialami petani tambak di Kecamatan Kapoiala yakni mencapai Rp. 5.592.700.000.