NEWS

Ratusan Ribu Penduduk Sultra Masuk Kategori Miskin

616
×

Ratusan Ribu Penduduk Sultra Masuk Kategori Miskin

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi kemiskinan. sumber: Internet

Reporter : Fito Ferito
Editor : Kang Upi

KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra merilis data angka kemiskinan di Sultra pada September 2019, sebanyak 299,97 ribu orang atau sebesar 11,04 persen dari seluruh jumlah penduduk.

Angka kemiskinan tersebut mengalami penurunan dibanding Maret 2019 yang mencatatkan sebanyak 302,58 ribu orang atau 11,24 persen.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengungkapkan terjadi perubahan jumlah penduduk miskin dibandingkan pada bulan Maret 2019 lalu.

“Dibanding bulan Maret, angka kemiskinan berkurang sebesar 2,61 ribu orang dibandingkan dengan September 2019,” kata Mohammad Edy Mahmud dalam konfrensi pers di BPS Sultra, Rabu (15/01/2020).

Menurutnya juga, selama periode Maret – September 2019, persentase penduduk miskin di Sultra mengalami penurunan sebesar 0,2 poin, dari 11,24 persen menjadi 11,04 persen dari seluruh jumlah penduduk.

Untuk garis kemiskinannya, selama periode Maret – September 2019, naik sebesar 5,82 persen, yaitu dari Rp 327.402,- per kapita per bulan pada Maret 2019, menjadi Rp 346.466,- per kapita per bulan pada September 2019.

Mohammad Edy juga menjelaskan, berdasarkan wilayah jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan lebih kecil yakni 6,81 persen, dibanding penduduk miskin di daerah pedesaan, sebesar 13,77 persen.

“Persentase penduduk miskin di perkotaan 6,81 persen, di September 2019, nilainya sama dengan Maret 2019. Sedangkan di perdesaan persentase penduduk miskin turun 0,32 poin dibandingkan Maret 2019 sebesar 14,09 persen,” ungkapnya.

Dari data tersebut, kata Mohammad Edy, diketahui jika selama periode Maret – September 2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perkotaan menurun sedangkan di perdesaan bertambah.

Ini mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perdesaan cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin mengecil.

“Dari segi jarak dengan garis kemiskinan tingkat kemiskinan di perkotaan masih lebih baik dari pada di perdesaan,” tutupnya.

You cannot copy content of this page