HEADLINE NEWSKendariNEWSSULTRA

RS Jantung, Karya Ali Mazi Untuk Penderita Jantung di Sultra

1256

Redaksi

KENDARI – Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi – Lukman Abunawas mengumumkan rencana pembangunan Rumah Sakit (RS) Jantung dan Pembuluh Darah, sejak akhir 2018, beberapa bulan sejak dilantik.

Untuk pembangunannya, dipilih lahan eks Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultra di Jalan dr. Ratulangi No. 151 Kelurahan Kemaraya Kecamatan Mandonga, yang sejak November 2012 dikosongkan, karena operaional RSUD dipindahkan ke RSUD Bahteramas.

Pilihan untuk membangun RS di lahan eks RSUD Sultra tersebut cukup mengejutkan. Pasalnya, lahan yang cukup strategis itu banyak ditawar investor untuk pembangunan pusat perbelanjaan, hotel serta investasi besar lainnya.

Seakan tidak tergiur “manisnya” tawaran investasi tersebut, Pemerintah Provinsi Sultra yang digawagi pasangan Ali Mazi dan Lukman Abunawas (AMAN) lebih memilih mengivestasikan lahan tersebut untuk masyarakat, dengan membangun RS tersebut.

Gubernut Sultra Ali Mazi menegaskan sendiri pernah menegaskan. Gagasan pembangunan RS ini didasari pada kenyataan bahwa RS Jantung dan Pembulu Darah di Indonesia masih sedikit jumlahnya.

“Dengan berdirinya RS Jantung di Sultra, hal itu akan membantu para penderita sakit jantung untuk sembuh,” kata Ali Mazi, Kamis (5/9/2109), pada ekspos satu tahun kepemimpanan AMAN di Sultra.

Menurutnya, keberadaan RS itu nantinya, diharapkan menjadi ‘harapan hidup’ bagi penderita penyakit jantung tidak hanya di Sultra, tapi juga di Indonesia, khususnya kawasan Indonesia Timur.

“Data penderita penyakit jantung di Sultra begitu besar, karena minim fasilitas kesehatan, penderita jantung di Sultra yang berobat ke kota besar maupun ke luar negeri. Kami tidak ingin tinggal diam, akan berbenah dan meningkatkan layanan serta fasilitas kesehatan melalui pembangunan RS jantung ini,” tegas Ali Mazi.

Berdasarkan data WHO tahun 2015, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di dunia mencapai 17, 5 juta orang. Sementara itu, berdasarkan data RSUD Bahteramas, sepanjang Januari – September 2019, mengobati sebanyak 12 ribu pasien.

Tuntasnya pembangunan RS tersebut tahun 2022 mendatang, akan membawa harapan hidup untuk penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK), Aritmia, Penyakit jantung bawaan, Kardiomiopati, Infeksi jantung, dan Penyakit katup jantung.

Pemprov Sultra Anggarkan Rp 800 Miliar

Terhitung sejak direncanakan di tahun 2018 lalu, peletakan batu pertama atau ground breaking gedung RS Jantung dan Pembuluh Darah bertaraf Internasional di Sultra resmi dilakukan, 29 Agustus 2019.

Tombol sirine peresmian pembangunan RS ini ditekan Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama Ketua DPRD Sultra, Kapolda Sultra, Wali Kota Kendari Danrem 143/HO dan sejumlah Forkopimda.

Dibangun diatas lahan seluas lima hektar, RS ini nantinya akan berdiri sebanyak 17 lantai dengan anggaran mencapai Rp 800 miliar yang akan didanai Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) dengan skema multiyears hingga 2022.

“Untuk tahun anggaran 2019 ini, pemerintah sudah menganggarkan sebesar Rp 98 miliar untuk penyelesaian empat lantai dan dua tahun berikutnya (2021-2022) untuk pembangunan lantai lima hingga selesai,” kata Ali Mazi.

Dengan kualitas bertaraf internasional, RS rencananya akan dilengkapi dengan fasilitas kesehatan termodern dan terbaik, serta didukung fasilitas tambahan seperti hotel, apartemen, dan mal, sarana olahraga, kolam renang, serta fasilitas lainnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya Bina Kontruksi dan Tata Ruang Pahri Yamsul, pondasi pembangunan gedung RS ini dirancang dengan kualifikasi tahan gempa, yang dikonsultasikan langsung dengan ahli gempa.

“Berdasarkan rekomendasi dan hasil konsultasi dengan ahli gempa, kan akan menggunakan 1.861 tiang pancang untuk pondasi untuk seluruh gedung RS yang akan dibangun 17 lantai,” kata Pahri Yamsul.

Datangkan Ahli Kesehatan dari Jerman

Selain dibangun dengan kualitas konstruksi yang terbaik di dunia, Gubernur Sultra, Ali Mazi juga berambisi agar Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkerja di RS tersebut juga memiliki kualifikasi yang mumpuni untuk RS bertaraf internasional.

Olehnya itu, pada Desember 219, Ali Mazi bersama rombongan bertolak ke Jerman, untuk melakukan audiensi dengan rektor Universitas Ruhr Bochum Oeynhausen, dr Karin Overlack.

Perlu diketahui Universitas Ruhr Bochum Jerman merupakan pemilik Heart and Diabetes Centre NRW Bad Oeynhausen atau RS jantung dan diabetes internasional, yang diakui di Eropa, dalam penanganan pasien jantung dan diabetes.

Selain dengan lembaga pendidikan di Jerman, Pemerintah Provinsi Sultra juga menjalin kerjasama dengan RS North Rhine-Westphalia (NRW) Bad Oeynhausen Jerman.

NRW Bad Oeynhausen di Jerman, merupakan RS pusat layanan kesehatan Jantung dan diabetes yang telah dikenal karena mampu melakukan transplantasi jantung terbanyak di Eropa dengan lebih dari 2.200 operasi sejak 1989.

Gubernur Sultra, Ali Mazi melalui pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Syaifullah, mengatakan NRW Bad Oeynhausen Jerman siap membantu RS Jantung Sultra.

Komitmen itu disepakati setelah Gubernur Sultra bersama rombongan melakukan pertemuan dengan manajemen RS NRW Bad Oeynhausen. Kesepakatan tersebut berupa dukungan peningkatan SDM, melalui program magang, pelatihan, dan kursus bagi tenaga kesehatan di RS tersebut.

“Juga kesediaan untuk persiapan adopsi teknologi modern untuk akurasi diagnosis dan tindakan pasien jantung,” kata Syaifullah saat dikonfirmasi via WA oleh MEDIAKENDARI.com.

Meski melibatkan banyak konsultan kesehatan ahli berkualifikasi internaional dari luar negeri, namun SDM di RS Jantung dan Pembuluh Darah di Sultra ini diharapkan tetap mengutamakan SDM lokal.

Hal itu ditegaskan Ketua DPRD Sultra Abdurahman Shaleh pada satu kegiatan, agar RS Jantung Sultra nantinya bisa menampung dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

“Para mahasiswa calon dokter tersebut juga akan diberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan dokter spesialis untuk nantinya dipekerjakan di RS Jantung,” ujarnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version