BUTONKESEHATANNEWS

RSUD Buton Minim APD dan Tenaga Medis

601
×

RSUD Buton Minim APD dan Tenaga Medis

Sebarkan artikel ini
Dirut RSUD Buton dr. Ramli Code (kanan) bersama Sekda Kabupaten Buton, Zilfar Jafar (tengah) meninjau langsung persiapan fasilitas penanganan pasien Corona di RSUD Buton. Foto: Adhil/mediakendari.com

Reporter: Adhil

BUTON – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton, minim alat pelindung diri (APD) dan tenaga kesehatan. Hal tersebut diungkapkan langsung Direktu RSUD Kabupaten Buton, dr Ramli Code, Jumat 03 April 2020.

Untuk APD, di RSUD Buton saat ini hanya berjumlah 70 unit dimana dari jumlah itu, kurang lebih 50 unit sudah digunakan petugas medis saat menangani pasien baik yang ada di ruang isolasi maupun pasien lainnya yang datang ke RSUD Buton.

“Dengan jumlah yang cukup terbatas itu, tentu akan menjadi kendala utama dalam penanganan pasien. Penggunaan APD itu cuma sekali pakai, rata-rata penggunaannya itu paling maksimal hanya lima jam. Setelah dipakai, APD langsung di musnahkan. Nah dengan harga yang juga cukup mahal, kita sangat harapkan ada bantuan dari pemerintah untuk pengadaan APD kita,” terang dr Ramli.

Selain keterbatasan jumlah APD, RSUD Buton juga masih kekurangan tenaga medis baik tenaga dokter maupun perawat. Jumlah tenaga medis yang ada saat ini, kurang lebih 150 orang dengan rincian, tujuh dokter umum, tujuh dokter spesialis dan selebihnya merupakan perawat.

“Untuk mengantisipasi kekurangan itu, kita juga sudah minta bantuan dari tim medis di seluruh puskesmas terdekat. Nantinya mereka akan di SK-kan Bupati untuk sementara membantu di RSUD Buton, khususnya dalam hal penanganan pasien Covid 19. Meskipun saat ini belum ada pasien yang terpapar, tapi kita tetap harus waspada dan mulai bersiap mulai dari sekarang,” kata Ramli menjelaskan.

Meski mengalami keterbatasan APD dan tenaga medis, fasilitas kesehatan (Faskes) di RSUD Buton dinilai cukup baik dan memadai. Bahkan untuk ruang isolasi saat ini dalam kondisi baik dan layak.

“Ruang isolasi siap untuk tampung pasien. Fasilitas juga lengkap, alat-alat kesehatan juga paling tidak bisa digunakan untuk melakukan penanganan medis,” tambahnya menutup.

You cannot copy content of this page