Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman memperingatkan bahwa harga minyak dunia bisa melambung ke tingkat yang luar biasa tinggi jika komunitas internasional tidak mengambil sikap keras dan kukuh terhadap Iran.
“Jika dunia tidak mengambil tindakan keras dan kukuh untuk menciutkan nyali Iran, ketegangan akan meningkat dan mengancam kepentingan dunia,“ kata putra mahkota itu kepada program berita televisi mingguan AS “60 Minutes”.
Wawancara itu diudarakan Minggu 29 September, 15 hari setelah serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi, yang mengacaukan sekitar 50 persen produksi minyak mentah negara itu dan lima persen suplai minyak dunia.
Baca Juga:
- Dinas Pariwisata Sultra Terbaik Soal Keterbukaan Informasi Publik
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- KPU Muna Barat Sukses Raih Penghargaan Peringkat I Terkait Pengelolaan Pelaporan Dana Kampanye
- Nekat Bawa Sabu Seberat 104.25 Gram dengan Upah Rp 2 Juta, Pria di Muna Ditangkap Polisi
- Pemda Koltim Gelar Sayembara Logo HUT ke 12 Tahun
- Kapolri Apresiasi Peluncuran 2 Buku Antikorupsi di Harkordia
Pengusaha de facto Arab Saudi itu, dan Menlu AS Mike Pompeo, menyebut serangan tersebut tindakan perang. Mereka juga menuduh Iran, musuh utama Saudi di kawasan tersebut, mendalangi serangan 14 September itu.
Perancis, Jerman, dan Inggris juga menuding Teheran melangsungkan serangan itu.
Iran membantah terlibat, sementara kelompok pemberontak Houthi yang berbasis di Yaman mengklaim bertanggungjawab atas insiden itu,
Meski demikian, putra mahkota mengatakan, ia lebih memilih solusi politik ketimbang solusi militer karena pilihan kedua hanya akan mengakibatkan kejatuhan ekonomi. [ab/uh]