Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman memperingatkan bahwa harga minyak dunia bisa melambung ke tingkat yang luar biasa tinggi jika komunitas internasional tidak mengambil sikap keras dan kukuh terhadap Iran.
“Jika dunia tidak mengambil tindakan keras dan kukuh untuk menciutkan nyali Iran, ketegangan akan meningkat dan mengancam kepentingan dunia,“ kata putra mahkota itu kepada program berita televisi mingguan AS “60 Minutes”.
Wawancara itu diudarakan Minggu 29 September, 15 hari setelah serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi, yang mengacaukan sekitar 50 persen produksi minyak mentah negara itu dan lima persen suplai minyak dunia.
Baca Juga:
- Cabup Harmin Ramba Beri Penjelasan Kepada Cawabup Syamsul Ibrahim Terkait Konsep Pembangunan Konawe Maju Menuju Kota PADI buat Samsul
- Pengerjaan Jalan Lambuya – Motaha Capai 80 Persen, Ketua DPD Gerindra Sultra : Panjang Jalan Yang Akan DiKerjakan 23,5 KM
- Paslon No 3 HADIR, Tampil di Panggung Debat Dengan Menguasai Materi dan Bermartabat
- Akses Jalan di Ambekairi, Latoma Hingga Desa Nesowi Kecamatan Latoma Sedikit Hari Lagi Rampung, Pengguna Jalan Ucapkan Terima Kasihnya Kepada Harmin Ramba
- Prabowo Menang Besar di Konawe Saat Pilpres, Perbaiki Sejumlah Jalan Rusak di Kabupaten Konawe Wujud Kerja Nyata Partai Gerindra
- Angkat Visi Konawe Maju Menuju Kota Padi, Ini 5 Misi dan 18 Program Unggulan Pasangan HADIR
Pengusaha de facto Arab Saudi itu, dan Menlu AS Mike Pompeo, menyebut serangan tersebut tindakan perang. Mereka juga menuduh Iran, musuh utama Saudi di kawasan tersebut, mendalangi serangan 14 September itu.
Perancis, Jerman, dan Inggris juga menuding Teheran melangsungkan serangan itu.
Iran membantah terlibat, sementara kelompok pemberontak Houthi yang berbasis di Yaman mengklaim bertanggungjawab atas insiden itu,
Meski demikian, putra mahkota mengatakan, ia lebih memilih solusi politik ketimbang solusi militer karena pilihan kedua hanya akan mengakibatkan kejatuhan ekonomi. [ab/uh]