Editor : Wiwid Abid Abadi
RAHA – Rencana Randi (22 tahun) untuk membantu ayahnya, La Sali, membiayai kuliah adik perempuanya, Murmin, pupus, setelah peluru tajam menembus dadanya saat aksi demontrasi di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), berujung bentrok, Kamis (26/9/2019) lalu. Randi dinyatakan tewas dalam insiden itu
Kepada mediakendari.com, Kamis (3/10/2019), ayah Randi, La Sali, bercerita bahwa sang anak laki lakinya itu berniat membantunya membiayai kuliah sang adik.
“Dari lima bersaudara, dia sendiri laki – laki. Yang kuliah itu ada 3 orang, termasuk Randi. Adiknya Randi sebenarnya saya larang kuliah, karena keterbatan biaya. Tapi Randi bilang, coba saja dulu, nanti saya bantu bapak biaya,” kata La Sali.
“Saya sempat tidak yakin bisa kuliahkan adiknya. Saya bilang sama Randi, bagaimana kalau tidak selesei kuliahnya adikmu, nanti bapak malu. Tapi Randi bilang mau bantu, nanti dia kuliah sambil kerja,” sabungnya.
Untuk membantu kuliah adik dan kakaknya, lanjut La Sali, Randi rela mengorbankan waktu libur kuliahnya untuk kerja serabutan. Mulai dari buruh panggul di pelabuhan, hingga jadi buruh tukang di Bandara Halu Oleo.
BACA JUGA :
- Dugaan Korupsi Pokir DPRD Rp 18 M dari 59 Dana Silpa Konawe Resmi Dilaporkan di KPK RI
- Kader Golkar Pertanyakan Kinerja KPU Umumkan Caleg Terpilih, Diduga Bawaslu Konawe “Masuk Angin” Terkait Temuan 6 Caleg LPPDK
- PWI Sebut Kepala BRI Baubau Terancam Pidana karena Dugaan Menghalangi Tugas Jurnalis
“Dia kemarin libur kuliah, dia bilang lagi kerja di Bandara, untuk bantu kakaknya yang mau ujian,” katanya.
Untuk tempat tinggak di Kendari, Randi juga rela tidak menyewa rumah kos, melainkan numpang bersama rekannya.
“Dia tidak ngekos, dia numpang sama temannya. Katanya uang sewa kos untuk biaya kuliah saja,” pungkasnya. La Sali berharap, peristiwa itu diusut tuntas, dan pelaku segera ditangkap.