SULTRA

Sebut Kondisi Kebatinan Masyarakat Sultra “Stress” Akan Covid, Kanwil Kemenkumham Tunda Kedatangan 500 TKA

1009
×

Sebut Kondisi Kebatinan Masyarakat Sultra “Stress” Akan Covid, Kanwil Kemenkumham Tunda Kedatangan 500 TKA

Sebarkan artikel ini
Kepala Kanwil Kemenkumham Sultra, Sofyan S.sos., SH., MH (kanan) bersama Direktur Utama Mediakendari.com, Jafrun, SH., di kantor Mediakendari.com, Kamis 30 April 2020. Foto: Taswin/Mediakendari.com

Reporter: Taswin Tahang/Editor: Indi La’awu

KENDARI – Menyoal 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang dijabarkan bakal masuk ke Sulawesi Tenggara (Sultra), menarik perhatian tidak baik dari masyarakat. Apalagi dimasa pandemi Covid-19, berdasarkan hal tersebut pemerintah dan pejabat terkait memutuskan untuk menunda kedatangan TKA tersebut.

Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sultra, Sofyan S.sos., SH., MH., menjelaskan bahwa tidak ada penolakan, tetapi penundaan kedatangan TKA. Penundaan tersebut karena memperhatikan kondisi masyarakat Sultra yang saat ini takut akan terjangkit Covid-19, baik itu yang bersumber dari internal masyarakat ataupun dari masyarakat luar.

“Kami tunda, karena kondisi kebatinan masyarakat Sultra masih strees, termasuk saya karena corona ini. Dan kami tidak tolak karna kami tidak memiliki dasarnya,” jelasnya pada acara Bincang Santai Ramadan (Bisa) MEDIAKENDARI.com. Kamis sore 30 April 2020.

Iya juga menjelaskan bahwa para TKA yang masuk telah melalui prosedural yang sesuai, baik dari segi ijin masuk, kesehatan dan lain sebagainya terkait perijinan untuk memasuki wilayah Sultra.

“Orang yang masuk ini benar-benar orang yang sudah steril dari Covid-19 dan sesui prosedur. Dan nantinya mereka juga akan membawa lisensi kesehatan yang sudah 14 hari,” ungkapnya.

Menyikapi hal tersebut pemerintah terkait tidak dapat melakukan penolakan. Kecuali dari 500 orang ini ada yang tidak memenuhi seluruh syarat yang disyaratkan untuk masuk.

“Hasil kesepakatan kami tidak anti China dan investasi, karena dibutuhkan. Karena tidak bisa kita munafikkan ada 11 ribu orang kita yang bekerja di VDNI, nantinya 500 orang masuknya secara bertahap, dan mereka didatangkan itu untuk bekerja pada bidang pekerjaan yang kita masyarakat Sultra belum mengetahui hal tersebut. Tidak menutup kemungkinan pada saat pekerjaan itu selesai mereka akan balik kembali dan akan digantikan oleh orang pribumi,” pungkasnyanya.

You cannot copy content of this page