KENDARI, Mediakendari.com – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi meluncurkan program “Go Green Kemenag Sultra Action” yang dirangkaikan dengan deklarasi Madrasah dan Pondok Pesantren Aman, Nyaman, dan Menyenangkan, Bebas Kekerasan, Pelecehan Seksual, serta Perundungan. Acara ini diresmikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sultra yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra, Asrun Lio, serta dihadiri jajaran Kanwil Kemenag Sultra, Ketua DPRD Sultra, Bupati Konawe Selatan, Ketua DPRD Konawe Selatan, rektor universitas se-Sulawesi Tenggara, serta tokoh masyarakat, agama, wanita, dan pemuda.
Sekda Sultra, Asrun Lio, menegaskan bahwa lingkungan hidup merupakan warisan tak ternilai bagi generasi mendatang. Ia menyoroti berbagai isu kerusakan lingkungan yang semakin mengancam keseimbangan ekosistem, seperti pemanasan global, banjir, dan tanah longsor. Oleh karena itu, ia mengapresiasi inisiatif program Go Green Kemenag Sultra Action sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah menginisiasi dan mendukung program ini. Go Green Kemenag Sultra Action merupakan wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan sekaligus dukungan terhadap program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia yang hijau, sehat, dan berkelanjutan. Dengan penanaman pohon dan upaya penghijauan ini, kita berharap generasi mendatang dapat menikmati lingkungan yang lebih baik dan lestari,” ujar Asrun Lio.
Ia menambahkan bahwa program ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih hijau, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis kepada generasi muda agar menjadi agen perubahan dalam menjaga kelestarian alam. Menurutnya, gerakan ini menjadi langkah awal dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan pelestarian alam.
Selain itu, Asrun Lio turut menyoroti maraknya kasus kekerasan, pelecehan seksual, dan perundungan yang menjadi perhatian besar bagi orang tua dalam menjaga masa depan generasi bangsa. Menurutnya, deklarasi madrasah aman, nyaman, dan menyenangkan yang dicanangkan dalam acara ini merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari kekerasan, pelecehan seksual, dan perundungan.
“Deklarasi ini adalah langkah nyata dalam menciptakan madrasah sebagai ruang yang inklusif dan mendukung perkembangan karakter positif peserta didik. Madrasah dan pondok pesantren harus menjadi tempat yang ramah bagi peserta didik, tempat di mana mereka merasa aman untuk belajar, berkembang, dan menggapai cita-cita mereka,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kedua program yang diluncurkan ini bukan sekadar seremonial, melainkan harus menjadi gerakan berkelanjutan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan serta menciptakan suasana pendidikan yang aman dan kondusif.
“Dengan kerja sama dan komitmen kita semua, Sulawesi Tenggara akan menjadi pelopor dalam pendidikan yang berbasis lingkungan dan nilai-nilai moral yang kuat,” tandasnya.
Laporan redaksi