Reporter : Pendi
Editor: Sardin.D
KOLAKA UTARA – Sekertaris Desa Lelewawo, Sahrul saat dikonfirmasi melalui telepon memberikan tanggapan soal keributan dan pengrusakan beberapa peralatan penyelam diatas kapal Empat Putra milik Rahmat, alasannya melarang mencari ikan distu karena tempat mereka menyelam adalah rompong milik kelompok nelayan Desa Lelewawo yang sudah lama dibuat menggunakan biaya banyak.
“Mereka sudah sering datang dan mencari ikan di sekitar rompong milik nelayan Desa Lelewawo itu dan kami pun juga sudah selalu menyampaikan agar tidak mencari ikan di dalam rompong itu,Vnamun masih juga mereka datang dengan membawa dan mengunakan pukat harimau, kan laut kita ini sangat luas kenapa mereka hanya mau mencari ikan di rompong milik nelayan itu,” ujarnya melalui panggilan telpon Sabtu, 07 Agustus 2021.
Lanjut Sahrul mengatakan sudah kesal atas perbuatan itu dan sudah selalu memberitahu namun mereka tidak memperdulikannya makanya di datangi untuk menyuruh mereka mencari ikan ditempat lain.
“Bahkan kami sudah beberapa kali menyurati Kepala Desa Bahari Kecamatan Tolala agar warganya tidak mencari ikan di pesisir pantai dan rompong milik kelompok nelayan Desa Lelewawo karena ikannya selalu diambil yang mengakibatkan kelompok nelayan milik rompong itu mengalami kerugian,” terangnya.
Sementara itu Kepala Desa Bahari Kecamatan Tolala, Ruslan saat dikonfirmasi melalui telepon membenarkan adanya surat dari Pemdes Lelewawo.
“Namun ke 13 nelayan yang melakukan pencarian ikan di Desa Lelewawo beberapa hari lalu itu bukan warga saya,” jelasnya.
Untuk diketahui Beberapa hari lalu sekelompok nelayan asal Kecamatan Tolala melakukan pencarian ikan di laut daerah Desa Lelewawo, Kecamatan Batu Putih Kabupaten Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Kamis, 05 Agustus 2021.
Kelompok nelayan tersebut beranggotakan 13 orang, saat mereka sementara berlabuh dan beberapa anggota nelayan itu turun untuk menyelam dan hendak mencari ikan, sesaat mereka sudah menyelam sekira pukul 10.00 wita datanglah dua orang warga Desa Lelewawo yakni Sahrul dan Juhari untuk menyampaikan dan melarang mencari ikan di sekitar situ, saat itupulah terjadi keributan dan pengrusakan beberapa peralatan penyelam diatas kapal Empat Putra milik Rahmat yang dikomandoi oleh Asrul.