Reporter: Adhil
Editor: La Ode Adnan Irham
LABUNGKARI – Pasca bentrok antar pemuda dari Desa Tolandona Matanaeo dan Desa Wadiabero, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), sejumlah sekolah di Desa Wadiabero yang menjadi lokasi pembakaran rumah terpaksa diliburkan.
Para siswa masih takut dan trauma, hingga lebih memilih berada di rumah masing-masing. Sejumlah guru juga terlihat tak hadir karena takut ada bentrok susulan.
“Mereka masih trauma, mereka takut jangan sampai sementara belajar tiba-tiba ada penyerangan lagi, jadi mereka lebih pilih amankan diri di rumah saja,” kata Ihsan, guru SD Negeri 2 Gu.
Di Desa Wadiabero, ada tiga sekolah yang terpaksa diliburkan yakni, SDN 2 Gu, Madrasah Ibtidaiyah Al Iqra Wadiabero dan TK Kijula Wadiabero.
Kepala TK Kijula Wadiabero, Wa Uzia ketika diwawancarai mengatakan, tak ingin ambil resiko, sehingga membiarkan siswa tetap di rumah.
Baca juga:
- Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Anak Perempuan, Oknum Imam Mesjid di Kabupaten Konawe di Polisikan
- Tak Kunjung Diumumkan Putusan Sidang Etik Penyelenggara Pemilu di Kabupaten Konawe, Lira Sultra Pertanyankan Kinerja DKPP
- Selain ASN Fajar Meronda, Dugaan Terlibat Politik Praktis Lurah Tuoi dan Lurah Anggaberi di Facebook, Bawaslu Konawe Teruskan ke BKN dan KASN
“Tapi kita pada guru tetap datang, antisipasi jangan sampai ada siswa yang datang,” ungkap Wa Uzia, Kepala Taman Kanak-kanak Kijula Wadiabero.
Pihak sekolah belum dapat memastikan kapan proses belajar mengajar kembali normal. Namun hingga dua hari pasca pembakaran, situasi di dua desa berangsur kondusif, apalagi kini 130 personil gabungan TNI dan Polri tetap bersiaga.
Kapolsek Gu, AKP Suriadin mengatakan, seluruh personil keamanan dibagi dalam tiga pos, di Desa Tolandona Matanaeo, Desa Wadiabero dan perbatasan kedua desa.
Hal itu kata dia, untuk mengantisipasi terjadinya bentrok susulan. Namun ia menyebut situasi saat ini sudah kondusif.
“Personil itu patroli rutin keliling kampung untuk memastikan kondisi keamanan tetap terjaga,” tutur Mantan Kasat Intel Polres Baubau itu. (A)