BOMBANABUDAYADaerah

Sepakat Bombana Belajar Adat Moronene dari Tokoh Adat Desa Hukuae Laea

1301
Camping bersama aliansi Masrakat Ada Nusantara (AMAN). Foto: Ist
Camping bersama aliansi Masrakat Ada Nusantara (AMAN). Foto: Ist

Reporter: Alvin / Editor: La Ode Adnan Irham

KENDARI – Sekelompok pemuda Kabupaten Bombana, Seniman Pemuda Kreatif (Sepakat) berkolaborasi dengan organisasi internasional AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) beserta organisasi LifeMosaic bakal menggelar kemping edukasi bertema ‘Gerakan Pulang’.

Kegiatan itu digelar tanggal 14 sampai 18 Februari 2020 di Bukit Modus (Moronene Dusun) atau biasa disebut oleh masyarakat setempat dengan nama Horo ue (lantai rotan).

“Dan kegiatan kemping ini para peserta kemping bukan hanya sebatas kemping biasa, namun setiap peserta dibekali dengan pengetahuan akan sejarah masyarakat adat suku Moronene,” ujar Kepala Adat, Mansur Lababa, Kamis 20 Februari 2020.

Adapun pemateri dalam kegiatan kemping ini berasal dari tokoh adat atau tetua adat yakni, Mansur Lababa dan para fasilitator dari organisasi AMAN dan organisasi Lifemosaic.

Dijelaskan Mansur Lababa, sejarah perjuangan masyarakat adat Desa Hukaea Laea melawan pasukan gerombolan badik atau DI/TII yang merampas harta masyarakat setempat.

Perjuangan masyarakat tidak sampai disitu saja, sebab mereka harus melawan pemerintah yang mencoba mengusir mereka dari wilayah adat dimana tempat mereka berada, dan operasi pemerintah ini bernama operasi sapu jagat.

Selain mempelajari sejarah Moronene dan sejarah perjuangan masyarakat adat, para peserta dibekali pengetahuan struktur kelembagaan adat, fungsi dari masing-masing pemangku adat, hukum dan peradilan yang dilaksanakan dalam wilayah adat dan masih banyak hal lainnya yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat adat.

Tradisi dan budaya yang telah diwariskan nenek moyang harus dijaga, sebab pemuda harus sadar ia tidak hidup di zaman ini saja, tapi ia adalah pemuda yang akan membawa serta sejarah di dalam dirinya untuk generasi berikutnya.

“Maka dari itu sudah seharusnya pemuda bangkit bersatu, bergerak mengurus wilayah adat,” ujarnya. (B)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version