WANGIWANGI – Menanggapi keributan di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terjadi pada Kamis, 30 November 2017 lalu, hingga Sabtu (9/12) kemarin, membuat DPRD angkat bicara.
Anggota Komisi A, DPRD Wakatobi, La Moane Sabara mengatakan, jika permasalahan itu bermula pada pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAI, dirinya meminta kepada pihak pengelola Kampus segera berkoordinasi dengan massa aksi agar diselesaikan secara kekeluargaan, tanpa harus melakukan demo besar-besaran.
[ Baca juga: Lagi, Ketua Satu Pengelola STAI Wakatobi Dituntut Mundur ]
Menurut Moane, Kampus adalah tempat mahasiswa belajar dan menuntut ilmu. Bukan tempat untuk mencari kesalahan satu sama lain atau melakukan aksi besar-besaran tanpa ada penyelesaianya.
[ Baca juga: Diduga Halangi Wartawan, Oknum Mahasiswa STAI Wakatobi Terancam Dipolisikan ]
“Saya rasa jelas motifnya, permasalahan itu kan bermula pada pengangkatan Ketua BEM. Harusnya tidak perlu merembes seperti itu. Alangkah bagusnya diselesaikan secara internal antara pendemo dan pemilik yayasan agar proses belajar di kampus itu jangan terganggu,” harap Moane saat dikonfirmasi via seluler, Minggu (10/12).
Ia juga mengatakan, jika tak ada penyelesaian diantara pihak pengelola kampus dan para pendemo, DPRD Wakatobi siap memfasilitasinya agar tidak merugikan para mahasiswa.
“Kalau belum ada penyelesaian lagi, maka kami di DPRD siap memfasilitasi agar masalah ini cepat selesai. Supaya mahasiswa yang begitu banyak bisa kuliah secara aktif dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat yang ada di situ,” tutup Moane Sabara.
Reporter: Sahwan
Editor: Kardin