FEATUREDWAKATOBI

Soal Pelayanan Buruk, RSUD Wakatobi akan Berbenah

420

WAKATOBI – Keluhan pasien yang menilai pelayanan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Wakatobi buruk pada beberapa waktu lalu, ternyata menuai hasil. RSUD Wakatobi berjanji akan mulai membenah diri dan akan lebih profesional lagi melayani pasien.

Kronologi awalnya, pihak RSUD dituding tidak memberikan pelayanan prima kepada sejumlah pasien. Seperti yang dialami salah seorang keluarga pasien Kelas 1 kamar 4, bernama Astin.

“Saya menyayangkan pelayanan yang diberikan pihak RSUD Wakatobi. Pasalnya, sejak pasien masuk kamar pada hari Senin, (16/10) sekitar pukul 12:00 hingga sekitar pukul 20:00 Wita tak ada satupun Dokter maupun perawat yg datang berkunjung ke kamar 4. Perawat jaga hanya berkunjung sekali itupun karena ada permintaan dari pihak pasien. Waktu itu bapak saya sudah puasa dan hari Selasa, (17/10) beliau operasi. Jadi, saya pikir beliau harus di inpus,” protes Astin, (20/10).

Tak hanya itu, Astin mengatakan bahwa pada saat itu jadwal operasi mertuanya sempat molor selama tiga jam.

“Terlambatnya waktu operasi diklaim perawat hal yang biasa, karena akan tetap ada tindakan operasi hari itu juga. Jelas saya kaget, bapak saya puasa itu jam 7 malam dan kata perawat yang jaga pagi, bapak saya puasanya harus jam 01:00 Wita dini hari. Apa seperti ini pelayanan di RS Wakatobi,” tutur Astin.

Mendengar keluhan yang sempat ramai diberitakan di Media Masa, Direktur RSUD Wakatobi, dr Munardi Malibu mengatakan, dirinya akan memanggil seluruh petugas di RSUD Wakatobi untuk mengadakan rapat.

Lebih lanjut, Muriadi juga menyayangkan kinerja buruk tersebut dapat terjadi di RSUD yang Ia pimpin. Menurutnya, laporan administrasi dari perawat tersebut jelas menyalahi aturan.

“Memang bahwa laporan perawat pasien puasa jam 1 malam jelas salah dan kami siap untuk benahi hal ini. Terkait jadwal operasi diundur perawat memang tidak bisa diberikan kepastian karena kita tidak tahu operasi itu selesainya jam berapa,” paparnya.

Sementara, penanggung jawab operasi keluarga Astin, dr Christian mengaku tak sempat menyampaikan hal ini ke pihak pasien.

“Di hari itu, tak hanya satu pasien yang saya tangani di ruang operasi dan saya sudah janji untuk mengoperasi anak kecil sejak dua minggu lalu,” jawab dr Chris.

Chris juga mengakui permasalahan yang ramai saat ini hanya kesalahan komunikasi yang terjadi antara ia dan perawat jaga.

“Terima kasih, ini merupakan masukan buat saya. Baik saya maupun pak Direktur dan Kepala Tata Usaha (KTU) RSUD Wakatobi agar memanggil para staf untuk bicarakan masalah ini,” pungkas Chris.

Reporter: Sahwan
Editor: Kardin

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version