DaerahKendariSULTRA

Tangani Covid-19, Gubernur Sultra Minta Mahasiswa Kedokteran dan Farmasi Dilibatkan

1152
Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama Kapolda Sultra, Brigjen Merdisyam. Foto: MEDIAKENDARI.com/Muh. Ardiansyah R
Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama Kapolda Sultra, Brigjen Merdisyam. Foto: MEDIAKENDARI.com/Muh. Ardiansyah R

Reporter: Muh. Ardiansyah R / Editor: La Ode Adnan Irham

KENDARI – Gubernur Sultra, Ali Mazi meminta sejumlah mahasiswa pendiiakn kedokteran dan farmasi dari sejumlah kampus yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra) turut andil membantu mencegah dan mengantisipasi virus Corona di Wilayah Sultra.

Katanya, karena Sultra sedang kekurangan dokter, sehingga mahasiswa yang berada jurusan kedokteran dan farmasi dapat dilibatkan secara langsung dalam penanganan medis.

“Saya kira dengan adanya mahasiswa kedokteran dan farmasi perlu dilibatkan, sudah saatnya. Keadaan seperti ini, kalau perlu Gubernur membuat surat keputusan,” kata Ali Mazi saat diwawancarai di Rujab Gubernur, Sabtu 21 Maret 2020.

Menurutnya, secara resmi akan dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemuda Penanganan Covid-19, yang beranggotakan generasi muda diantaranya para mahasiswa.

Dijelaskannya, Satgas Pemuda Penanganan Covid-19 ini nantinya akan bekerja dalam membantu pemerintah guna memberikan edukasi kepada masyarakat tentang mencegah corona.

“Paling tidak dapat ditempatkan pada pos-pos jaga. dengan memberikan edukasi kepada sejumlah pasien, bukan hanya pasien corona tapi pasien umum juga,” jelas Ali Mazi.

Untuk di Sultra sendiri pelibatan mahasiswa dalam penanganan covid-19, kebutuhan tenaga medis dari mahasiswa bisa dipenuhi dengan melibatkan ratusan mahasiswa pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Halu Oleo (UHO).

Berdasarkan data Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) UHO dalam lima tahun terakhir FK UHO setidaknya telah menerima ratusan mahasiswa setiap tahunnya untuk dididik sebagai dokter muda.

Dari data SIAKAD UHO diketahui untuk jumlah mahasiswa pendidikan dokter di UHO tahun 2019 sebanyak 113 mahasiswa, tahun 2018 sebanyak 94 mahasiswa, tahun 2017 sebanyak 134 mahasiswa, tahun 2016 sebanyak 162 mahasiswa dan tahun 2015 sebanyak 144 mahasiswa.

Sementara itu, untuk tenaga medis farmasi dari mahasiswa yang bisa dilibatkan dalam penangangan covid-19 di Sultra, bisa direkrut dari sejumlah kampus kesehatan baik bestatus negeri maupun swasta.

Untuk kamus negeri, yang bisa dilibatkan yakni para mahasiswa dari Program Studi Farmasi dan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UHO.

Sementara itu untuk kampus swasta yang bisa dilibatkan yakni dari mahasiswa Program Studi (Prodi) Farmasi Stikes Mandala Waluya (MW) Kendari. Meskipun bestatus swasta tapi kampus MW memiliki kualifikasi yang mumpuni.

Kualifikasi tersebut merupakan langkah maju kampus tersebut yang dilakukan dengan menggandeng sejumlah kampus besar dalam pengembangan program pendidikan farmasi.

Diantara kampus yang bekerjasama dengan kampus MW yakni Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi (USB) asal Kota Surakarta Jawa Tengah (Jateng) dan Fakultas Farmasi Universitas Muslim (UMI) Indonesia, Makkasar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Selanjutnya, mahasiswa farmasi yang bisa dilibatkan dalam penanganan covid-19 yakni dari DIII Farmasi Akademi Farmasi Bina Husada Kendari, yang merupakan bagian dari Politeknik Bina Husada Kendari.

Kampus DIII Farmasi Akademi Farmasi Bina Husada Kendari merupakan kampus pendidikan farmasi dengan akreditasi B, yang setiap tahunnya juga menyerap ratusan mahasiswa untuk pendidikan farmasi.

Mahasiwa Farmasi UHO Bikin Hand Sanitizer

Dalam penanganan penyebaran covid-19 mahasiswa Fakultas UHO juga telah menunjukan sumbangsihnya dengan membuat hand sanitizer demi mencegah tersebarnya covid-19 di area kampus.

Mengutip lenterasultra.com, Kepala Laboratorium Farmasi, Muhammad Arba mengatakan, pembuatan hand sanitizer ini dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.

“Salah satu pencegahan yang bisa kita lakukan yaitu dengan cara rajin mencuci tangan dan membersihkannya menggunakan hand sanitizer,” terangnya, Rabu 18 Maret 2020.

Hand sanitizer produksi farmasi UHO terdiri dari beberapa komponen, seperti etanol 96 %, hidrogen peroksida 0,125 %, gliserol 1,45 % dan air bersih yang di suling.

“Pembuatan hand sanitizer tidak harus dilakukan di laboratorium, masyarakat awam bisa membuat sendiri,” Jelasnya.

“Fakultas Farmasi sudah membuat hand senitizer sebanyak 50 liter tapi digunakan untuk internal UHO. Kita terkendala di stok bahan baku kalau sudah ada lagi kita bisa membuatnya, karena pembuatannya ini sangat mudah”, ujarnya.

“Kami diarahkan untuk membuat hand sanitizer dalam rangka pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari virus Corona. Kalau ekskalasi virus corona ini terus meningkat, maka kami sebagai salah satu fakultas yang diamanahkan, kami siap untuk memproduksi terus,” pungkasnya. ADV

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version