NEWS

Tanggapan Kabulog Sultra Soal “Murka” Wabup Konawe

549
×

Tanggapan Kabulog Sultra Soal “Murka” Wabup Konawe

Sebarkan artikel ini
Kepala Bulog Divre Sultra, Ermin Tora (Kiri) dan Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara (Kiri). Foto : IST

Reporter: Taswin Tahang

KENDARI – Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara murka mengetahui harga pembelian padi maupun gaba di petani Konawe lebih rendah dibanding harga yang ditetapkan Badan Urusan Logistik atau (Bulog), yakni sebesar Rp. 3.500 sampai Rp.3.700 dari harga seharusnya Rp 4.200.

Kepala Bulog Divre Sulawesi Tenggara (Sultra) Ermin Tora menjelaskan “Jadi untuk pembelian beras di gudang bulok itu Rp.8.300 per kilo gram, harga gaba kering giling Rp. 5.300 per kilo gram yang sesuai standar dari Dinas Perdagangan,” jelas Ermin Tora via telephon, Minggu 16 Mei 2020.

Dengan kondisi tersebut, kata Ermin, pihaknya akan berkominikasi dengan pemerintah daerah, dalam rangka peningkatan penyerapan produktifitas petani agar harga beras dan gaba di tingkat petani itu bisa lebih meningkat.

“Harapanya agar pihak penggilingan bisa melakukan pembelian dengan harga yang sesuai kepada petani dan tidak melakukan permainan dalam melakukan pembelian, sehingga petani itu bisa mendapatkan kesejahtraan apalagi di masah pandemi Covid-19 ini,” harap Ermin Tora.

Dirinya juga memastikan akan melakukan pembelian gabah dari petani melalui unit pengilingan, walau jumlahnya terbatas.

“Kami kalau di gudang beli gaba kering giling dan beras saja, tapi kalau di unit pengilingan milik Bulog kami beli juga gaba kering panen dari petani dengan harga Rp 4.200 dengan kadar air 25 persen dan kotoran 10 persen,” ungkapnya.

Untuk diketahui harga pembelian pemerintah beras dan gabah di 2020 mengalami kenaikan dibandingkan 2019, yakni untuk beras dari harga Rp. 8.030 menjadi Rp.8.300 per kilogram atau naik sekitar 4 persen.

Sementara itu untuk gabah kering giling (GKG) juga naik dari harga Rp.4.950 naik menjadi Rp. 5.300 per kilogram atau naik 7 persen. Selanjutnya untuk gabah kering panen dibeli dengan harga Rp 4.200 per kilo.

“Yang di petani itu ada dua jenis, yaitu gabah kering panen dengan kadar air 25 persen, dan gabah kering sawah itu biasanya di musim seperti ini itu kadar airnya diatas 25 persen,” jelasnya.

Diungkapkannya, untuk di gudang Bulog, pembelian yang dilakukan yakni gabah kering giling dan beras, sedangkan untuk unit pengolahan Bulog membeli gabah kering panen dari petani.

“Untuk pembelian kami di gudang lebih banyak dalam bentuk beras sebanyak 17 ribu ton, untuk tahun ini target kami sekitar 24 ribu ton. JIka diliat dari realisasi penyerapan harian, target ini InsyaAllah bisa tercapai, kami memang bulog berusaha menyerap dengan jumlah yan besar dalam rangka menjaga ketersediaan stok di Sultra utamanya dalam menghadapi dampak covid-19,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page