ANDOOLO – Indarto (42), warga Desa Lapoa Indah Kecamatan Andoolo Barat, berhasil menciptakan lampu perangkap hama pertanian sawah di Kabupaten Konsel.
Buah inovasi dan kreativitasnya benar-benar teruji. Setelah sekian lama masyarakat petani sekitar diresahkan oleh banyaknya hama atau serangga yang menyerang daerah pertanian sawah di desa tersebut. Bahkan, para petani sekitar hampir kewalahan menghadapi masalah hama itu. Meskipun menggunakan zat kimia (pestisida), namun tidak efektif.
Pria yang kesehariannya bekerja sebagai penggarap sawah ini tak kehabisan akal. Ia selalu berusaha untuk bagaimana bisa menemukan solusi atas serangan hama yang mewabah di area sawahnya itu.
Sehingga suatu hari, mantan kepala desa ini mencoba berkreasi dengan modal pengalaman sejak menjabat sebagai kepala desa waktu itu.
“Saat itu, saya berpikir bagaimana cara mengatasi hama tanpa menggunakan obat. Saat itu sambil buka artikel di internet. Nah, saya ingat ada cara ampuh dan sederhana mengusir hama itu dengan tidak membutuhkan biaya besar,” ceritanya.
Indarto mengungkapkan, sejak itulah ia mencoba praktekkan buah pemikirannya itu untuk menciptakan alat pembasmi hama yang natural itu.
“Bahannya hanya teknologi sederhana, yakni terdiri satu batang tiang dari pipa besi 2,5 meter. Satu batang balok ukuran 8×10 cm dgn panjang 3 meter. Corong gantung dari lembaran seng aluminimum. Setelah itu saya rakit sehingga berbentuk kotak piramida yang terdiri dua sisi. Kemudian saya pasangkan Aki 40 (aki mobil) yang berfungsi sebagai sumber energi listrik. Kan intinya hama ini dia senang cahaya. Jadi saya pasangkan balon mata lampu yang dihubungkan dengan energi listrik aki tersebut,” jelasnya, Rabu (12/12/2018).
Selanjutnya singkat Indarto, alat yang dirakit tersebut pun dipasang di area persawahan. Dari hasil pantauannya, ternyata alat ciptaannya itu berhasil.
“Setelah saya pasang, ternyata betul, beberapa jenis hama tumbuhan terperangkap di kotak itu. Mulai dari situlah saya coba kembangkan dan saat ini sudah banyak ditiru oleh petani lainnya yang ada di Desa Lapoa Indah,” singkatnya.
Dari hasil kreatifitasnya itu, bukan saja hanya digunakan tersendiri. Tapi juga membantu petani lainnya di wilayah itu. Apalagi, wilayah Kecamatan Andoolo dan Andoolo Barat merupakan wilayah yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sawah.
Pengolahan dan pemeliharaan produk pertanian para petani masih mengandalkan pada pemakaian obat-obatan kimia yang dipabrikasi dalam mengatasi hama. Hal ini menyebabkan perlahan lahan merusak unsur hara tanah dan memerlukan pembiayaan yang cukup besar.
“Olehnya itu, kita melakukan inovasi pada peningkatan produktifitas hasil pertanian melalui pengendalian hama dengan memanfaatkan lampu perangkap hama,” ungkap kepala Desa Lapoa Indah I Made Sudarsa.
Apalagi, tambah dia, harga obat herbisida dan pupuk kimia lainnya yang umum selama ini dipakai oleh parat petani perlahan lahan telah merusak unsur hara tanah, sehingga mesti dicarikan solusi alternatif dalam pengendalian hama pertanian.
“Kondisi inilah sehingga kita berupaya mencari solusi alternatif dalam pengendalian hama dengan mengadopsi temuan warga bernama Indarto. Dalam proses pembuatan lampu perangkap hama membutuhkan biaya sehingga ini pula yang menjadi kendala untuk proses pembuatan lampu tersebut,” jelasnya.
Adapun langkah yang dilakukan, sambung Kades Lapoa Indah ini, pihaknya melalui sinergi dengan Anggota tim pelaksana Inovasi Desa (TPID). Kec. Andoolo, memperkenalkan kepada petani, bahwa lampu perangkap hama ini efektif dalam pengendalian hama pertanian. Sehingga dapat meningkatkan produksi hasil pertanian.
“Jadi melalui musyawarah desa nanti akan dilakukan penjaringan usulan sehingga kegiatan pembuatan lampu perangkap hama ini dapat terbiayai dalam APBDes. Karena ini dapat mengurangi biaya pengeluaran petani dari pembelian bahan kimia pestisida, insektisida. Dengan adanya alat ini dapat mengendalikan hama sejak dini dimana jika tertangkap satu kupu-kupu sudah dapat mengendalikan ratusan ulat jika kupu-kupu itu bertelur,” tandasnya. (A)
Reporter:Erlin