YOGYAKARTA, MEDIAKENDARI.CON – Angka Harapan Hidup penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan tertinggi di Indonesia. Bagaimana tidak, kota yang dijuluki dengan Kota Pelajar tersebut, melebihi angka harap hidup sekala nasional. Di mana rata-rata penduduk Yogyakarta berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 mencapai 75,04 tahun. Bahkan angka ini di atas angka harapan hidup nasional yang mencapai 71,57 tahun.
Untuk itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus membekali para orang tua lanjut usia (lansia) dengan berbagai kegiatan positif. Upaya BKKBN agar para lansia menjadi “berkah” dilaksanakan dengan program Bina Keluarga Lansia (BKL). Tujuannya untuk mewujudkan lansia tangguh.
Salah satu caranya yaitu dengan rintisan kegiatan bertajuk Sekolah Lansia, BKKBN Perwakilan DIY bekerjasama dengan Indonesia Ramah Lansia (IRL), menggelar kegiatan Wisuda Sekolah Lansia bagi 300 lulusan Sekolah Lansia Standar 1 dan Standar 3 bertempat di Hotel Abadi. Sekolah Lansia dilaksanakan di 6 Kelompok BKL dalam waktu 3 tahun dengan pertemuan sebulan sekali.
Tingginya angka harapan hidup warga Yogyakarta, yang kini berada pada era aging population ini, tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utamanya adalah perbaikan kualitas kesehatan penduduk yakni pada bayi, balita, dan perempuan usia subur di Yogyakarta.
Baca Juga : DPRD dan Pemprov Tandatangani Perubahan APBD Sultra 2022
Kemudahan penduduk dalam mengakses sarana dan prasaran kesehatan dan peningkatan kualitas asupan gizi, serta berkurangnya angka kesakitan, juga merupakan faktor penyebab umur panjang.
Selain faktor kesehatan, sikap dan perilaku hidup warga Yogyakarta juga berpengaruh terhadap umur panjang. Seperti yang nampak dalam raut kegembiraan para wisudawan dan wisudawati, salah satunya adalah Mbah Parto.
Mbah Parto berusia 85 tahun ini menyandang predikat wisudawan tertua. Warga kawasan Mblendung Sumbersari Sleman ini terpilih sebagai lansia tangguh dengan umur paling tua.
“Kuncinya sumeh lan sumeleh. Terus berpikiran positif dan selalu tenang. Saya juga suka menyibukkan diri dengan tetap ke sawah karena bekerja adalah olahraga dan juga hiburan,” kata Mbah Parto yang memiliki tiga anak dan enam cucu ini.
Baca Juga : Sulitnya Akses Masuk, Akibatkan Empat Rumah Warga Desa Bakeramba Mubar Ludes Terbakar
Sumeh berarti murah senyum dan Sumeleh berarti ikhlas atau berserah diri. Selain itu, di usia lanjutnya, Mbah Parto mengaku, menghindari makan daging dan memperbanyak makan sayur-sayuran.
“Selain tetap bekerja ke sawah, aktivitas saya saat ini merawat istri karena sakit stroke,” kata dia.
Selain wisudawan tertua, Sekolah Lansia yang dilaksanakan BKKBN juga memberikan predikat wisudawan terbaik yang diraih Suti Lestari (72 tahun).
“Bahagia, ikhlas dan hidup tenang serta menjauhi amarah dan emosi adalah kunci panjang umur. Kalau yang muda emosi biarkan saja kita yang tua jangan ikut marah,” kata Suti.
Baca Juga : Peringati Hari Kontrasepsi Sedunia 2022, BKKBN Sultra Bakal Gelar Pelayanan KB
Kedua wisudwan tersebut mengaku di Sekolah Lansia, mereka diberikan ilmu seperti ilmu tentang kesehatan, olahraga dan informasi seputar kondisi badan mental dan psikologis.
Sementara Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Nopian Andusti SE, MT menyampaikan, apresiasi kepada Pemerintah DIY dan semua mitra kerja.
Nopian Andusti mengatakan upaya BKKBN dalam meningkatkan kualitas hidup dan pembangunan keluarga, dilaksanakan melalui pendekatan siklus hidup. Dan fase lansia merupakan salah satu siklus penting dalam hidup manusia.
Baca Juga : Bentrok Dua Kelompok Mahasiswa di UHO, WR III Imbau Mahasiswa Tidak Terprofokasi
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY Erlina Hidayati, mendukung penuh penyelenggaraan Sekolah Lansia dan Wisuda ini.
“Tingginya jumlah lansia bahkan bisa menjadi bonus demografi kedua, namun dengan syarat apabila para lansia dapat diarahkan untuk menjadi lansia tangguh yang mandiri, sehat, dan produktif secara ekonomi,” kata Erlina.
Kepala perwakilan BKKBN DIY Shodiqin SH MM menyampaikan, bahwa Sekolah Lansia yang dirintis Perwakilan BKKBN DIY sejak tiga tahun lalu, diharapkan menjadi inovasi untuk menjadikan lansia mandiri dan tidak tergantung pada anak cucu melalui pemberdayaan lansia.
“Selain mendapatkan ilmu dari setiap pertemuan yang dilaksanakan, para lansia juga pasti merasa senang, bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman seusia di bawah bimbingan pengajar yang kompeten,” pungkasnya.
Penulis : Redaksi