RAHA – Anggota komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Ridwan Bae meninjau langsung lokasi dan proses jalannya Tes Kompetensi Dasar (TKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Selasa (6/11/2018).
Saat mengetahui hasil dari dua sesi pada hari kedua digelarnya tes itu, Ridwan mengaku kaget. Betapa tidak, secara keseluruhan peserta yang mengikuti ujian dari tiga tempat berbeda itu, baru satu orang saja yang ia dengar lolos tahap TKD.
Usut punya usut, kebanyakan para peserta mengaku kesulitan atas soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP) yang diberikan dan waktu yang terbilang singkat. Jika dicermati, peserta hanya memiliki waktu sekitar 35 detik untuk menjawab satu soal. Sementara untuk membaca soal saja sudah memakan waktu beberapa detik, belum lagi menganalogkan persoalan karena jawaban nomor satu dan berikutnya itu hampir sama.
“Saya kaget, saya memasuki ruangan tes yang jumlah pesertanya 40 orang tapi satupun tidak ada yang lolos. Saya dengar kabar di Muna sampai jam ini baru 1 orang yang lulus. Kalau saya dengar dari yang ikut tes tadi, dua hal yang paling susah yaitu di TKP dan waktu yang singkat, tentu mereka ada kesulitan disitu,” Kata Ridwan saat ditemui di salah satu Lokasi tes CPNS, SMA 1 Raha.
Ridwan menilai jika pemerintah dalam hal ini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) belum memahami Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat di Muna. Buktinya saat peserta menghadapi soal seperti itu, mereka tidak mampu untuk meloloskan diri sebagai CPNS.
Ia berharap agar MenPAN melakukan evaluasi kembali terhadap persoalan yang dihadapi peserta. Buktinya sejak hari pertama hingga saat ini, peserta yang lolos bisa dihitung jari, padahal mereka semua adalah lulusan perguruan tinggi dengan nilai yang baik.
“Ini artinya Indonesia juga tidak mampu membaca sejauh mana kemampuan para lulusan sarjana kita, sehingga memberikan soal yang begitu jauh. Nah oleh karena itu, MenPAN dalam hal ini harus segera mengamati lebih jauh proses dari awal, harus mengetahui kemampuan pola pikir ato daya serap dan memberikan soal yang seimbang,” timpalnya.
Mantan Bupati Muna dua periode itu juga mengatakan, jika dirinya bakal melakukan langkah konkrit untuk menemui MenPAN atas permasalahan yang dialami peserta CPNS di tanah kelahirannya itu.
“Secara kebetulan saya berada disini, dan saya akan menyampaikan hal ini kepada Menteri. Bahkan kalau perlu saya akan mendatangi dan menemui langsung kalau beliau ada waktu untuk bicara persoalan ini. Karena saya juga sudah hubungi teman saya, Wakil Gubernur Papua dan Bupati Serang juga keluhannya sama. Itu memang terlalu sulit soal-soal yang mereka berikan,” ucapnya.
“Jadi artinya bukan hanya di kawasan timur kita, tapi di wilayah barat juga. Berarti itu sudah mewakili bahwa indonesia memang susah untuk mencerna soal-soal yang diberikan pada lulusan kita di perguruan tinggi,” tutupnya. (a)
Reporter : Erwino