Reporter: Mumun
WANGGUDU – Dinas Kekuatan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) telah memediasi polemik antara nelayan Desa Muara Tinobu Kecamatan Lasolo dan Desa Labengki Kecamatan Lasolo Kepulauan.
Polemiik ini sendiri muncul akibat adanya ‘bagan rambo’ milik nelayan Desa Muara Tinobu disekitar perairan Desa Labengki, yang dinilai mempengaruhi turunnya hasil tangkapan ikan nelayan desa setempat.
Kepala Bidang Budidaya DKP Konut, Darwis mengatakan, pertemuan mediasi yang digelar di Desa Labengki, 2 September 2019 itu dilakukan, karena nelayan asal Desa Labengki mempersoalkan kehadiran bagan rambo milik nelayan Desa Muara Tinobu.
“Kami pertemukan dan dudukan bersama. Kita berikan penjelasan dan semua bisa saling mengerti dan memahami. Ini lebih kepersoalan hasil tangkapan ikan,” ujarnya, Kamis (5/9/2019).
Dalam mediasi yang dihadiri perwakilan nelayan di dua desa tersebut, kata Darwis, disepakati sejumlah poin yang akan dilaksanakan kedua pihak. Poin tersebut antara lain, bagan rambo tidak boleh beroperasi di wilayah konservasi pulau wisata Labengki.
BACA JUGA:
- Pj Bupati Busel Ridwan Badallah Tancap Gas, di Hari Pertama Menjabat
- Dukung Ketahan Pangan Nasional, Bulog Unaaha, Kabupaten Konawe Terus Lakukan Penyerapan Hasil Produksi
- Terjadi Kekosongan Jabatan di Lingkup OPD Prov Sultra, Anggota DPRD Syahrul Said : Kondisi Sedang Tak Baik Baik Saja
- PT Electronic City Indonesia Resmi Buka Gerai Baru di The Park Mall Kendari, Hadirkan Ragam Promo
- Bangun Sinergi, Pemda Konawe Bersama BPS Jaga Stabilitas Harga
- Usai Dilantik Jadi Pj Bupati Busel, Ini Langkah Awal Ridwan Badalah
“Bagan rambo beroperasi 300 meter dari wilayah Desa Labengki bagian batas Desa Waturambaha Laskep dan masyarakat Desa Labengki dapat mengawasi atau melaporkan bagi nelayan bagan yang tidak menaati kesepakatan,” terangnya.
Mediasi ini juga disaksikan Pemerintah Desa Labengki, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), DKP Konut, TNI Angkatan Laut. /B