Reporter: Rahmat R
Editor: Kardin
KENDARI – Jelang pelaksanaan Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) ke V yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 10-12 Februari 2020, umumnya akan meningkatkan atmosfer politik baik lokal maupun nasional.
Mantan Ketua DPW PAN Sultra, Samsu Umar Abdul Samiun meminta kepada semua unsur yang terlibat agar dalam pelaksanaan kongres tersebut dapat berlangsung kondusif.
Melalui catatan tertulis yang diterima awak MEDIAKENDARI.com, Umar Samiun menilai adanya gerakan tambahan yang dilakukan oleh Ketua DPW PAN Sultra, Abdurrahman Shaleh.
Menurut dia, Ketua DPRD Sultra tersebut melakukan penekanan terhadap kader-kader PAN di tingkat DPD untuk memilih salah satu calon ketua umum.
“Sehingga apa yang dilakukan oleh Rahman Shaleh, menurut Umar Samiun bisa membuat situasi pelaksanaan kongres tidak kondusif,” urai Mantan Bupati Buton ini, Jumat 7 Februari 2020.
Umar Samiun tidak menginginkan adanya oknum yang mengakui bahwa PAN ada milik suatu kelompok atau orang tertentu.
“Jangan sampai ada pernyataan-pernyataan yang berujung adanya indikasi monopolitik yang dilakukan oleh Ketua DPW PAN Sultra, seolah-olah PAN ini milik siapa? Sementara situasi di DPD-DPD PAN tidak sebagaimana yang dilontarkan oleh Ketua DPW. Ini terkesan adalah kehendak pribadi Rahman Shaleh sebagai ketua DPW. Harusnya tidak seperti itu,” terangnya.
Umar melanjutkan, yang nampak adalah adanya upaya Ketua DPD PAN Wakatobi, Suwandi Andi yang mengambil kendali pergerakan pengurus tingkat DPD di kepulauan (wilayah Sultra) untuk berangkat ke Makassar serta mendukung salah satu calon sebelum bertolak ke Kendari.
“Hal ini juga seharusnya tidak perlu dilakukan. Karena kalau terjadi akan menimbulkan distorsi hingga ke pengurus PAN di bawah. Itu juga tidak penting. Saya imbau Suwandi Andi untuk tidak usah terlalu menggiring bahwa DPD PAN di kepulauan harus berangkat ke Makassar untuk mendukung salah satu calon. Tetap di tempat saja tidak perlu menggerakkan seperti itu,” minta Umar.
Dalam penjelasannya, Umar menekankan, harusnya para kader PAN Sultra yang notabene sebagai tuan rumah yang baik tidak melakukan hal-hal negatif sehingga calon yang dipilih nanti benar-benar dari hasil demokratis dan terbuka.
Berbicara pengalaman, Umar melanjutkan, dalam pemilihan Ketua Umum PAN sebelumnya, tidak semata-mata melihat pada sosok karakter kepemimpinan. Namun yang utama dan menjadi perhatian juga adalah bagaimana manajemen yang dibangun oleh ketua umum dalam membangun partai.
“Dalam tradisi PAN sejak Kongres ke I tahun 1998 melahirkan Amien Rais. Tahun 2005 Kongres ke II terpilih Soetrisno Bachir. Tahun 2010 Kongres ke III terpilih Hatta Rajasa secara aklamasi. Terakhir Kongres IV melahirkan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum. Ketua DPP itu hanya menjabat satu periode di PAN ini, dan umumnya seperti itu,” katanya.
Ia mencolek, Abdurrahman Shaleh dan Suwandi Andi untuk tidak perlu memberikan komentar yang bisa memperkeruh pelaksanaan Kongres V.
“Ini juga sangat bergantung pada PAN Sultra, khusunya Rahman Shaleh. Terkait dukungan tidak perlu sampai menekan, biarkan menjadi pilihan masing-masing DPD. Lebih baik fokus saja ke pelaksanaan kongres agar acara terselenggara dengan sukses,” tandasnya.
Sebelummua terdapat beberapa nama yang diisukan akan merebut Ketua DPP PAN. Meraka adalah Zulkifli Hasan, Mulfachri Harahap, Asman Abnur serta Dradjad Wibowo.