Reporter : Rahmat R.
Editor : Kang Upik
KENDARI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengklarifikasi video viral dugaan ajudan Gubernur Sultra intimidasi warga.
Masalah ini menjadi perhatian publik setelah, akun FB bernama Halim Putra Alkaf mengunggah video di laman facebooknya, Minggu (9/12/2018), disertai keterangan ‘Ajudan Gubernur Sultra Ali Masi Mengintimidasi Masyarakat’.
Kepala Dinas Kominfo Sultra, Kusnadi, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut adalah rentetan kejadian saat rombongan Gubernur Sultra, Ali Mazi dalam perjalanan ke Bandara Halu Oleo, Minggu (9/12/2018) pagi.
Diketahui, rombongan orang nomor satu di Sultra ini mengalami hambatan karena ada iringan kendaraan jemaah umrah ke arah yang sama. Dengan jumlah kendaraan yang cukup banyak.
“Kejadian itu berawal, saat mobil Gubernur Sultra Ali Mazi terjebak di antara iring-iringan mobil jemaah umroh saat menuju bandara,” kata Kusnadi di Ruang Rapat Gubernur Sultra, Selasa (11/12/2018).
Atas kondisi ini, Mobil Patroli dan Pengawalan (Patwal) Gubernur Sultra, berulang kali membunyikan klakson bermaksud meminta ruang jalan. Akan tetapi rombongan jemaah umroh seakan tidak menghiraukan, permintaan Patwal ini.
Saat iringa-iringan berada di sekitar Jalan Poros Kelurahan Baruga, Kota Kendari, tepatnya di persimpangan Pasar Baruga. Diduga mobil yang berada paling depan nyaris menabrak pemotor, hingga harus mengerem mendadak.
Hal ini membuat seluruh kendaraan yang berada di belakangnya saling seruduk dari belakang dan saling gencet, karena kaget dan jarak iringan kendaraan yang terlalu rapat.
Bahkan Mobil DT 1 yang dikendarai Gubernur Sultra juga nyaris ikut tergencet. Beruntung sang sopir berhasil mengerem, dan berhenti di jarak satu meter dengan kendaraan didepannya.
Tapi rupanya, mobil jamaah umroh yang berada di iringan belakang mobil Gubernur tidak sempat mengerem. Sehingga menabrak mobil yang dikendarai Pengawal tertutup (Patup), dan mendorongnya hingga menabrak mobil gubernur.
“Mobil rombongan jemaah umroh menabrak mobil Pengawalan Tertutup (Pantup) dari belakang, sehingga semua mobil terdorong kedepan termaksud mobil DT 1,” terangnya.
Urutan kejadian ini juga dibenarkan Ilham Muhiddin, dari Biro Media Ali Mazi yang ikut dalam rombongan. Dan juga ikut terjebak dalam iringan rombongan Gubernur dan Jamaah Umroh.
Menurutnya, mobil dinas Gubernur sampai terangkat akibat kerasnya hantaman dari belakang itu. Beruntung, Gubernur Ali Mazi diketahui dalam keadaan baik-baik saja dan tidak mengalami cendera serius.
Kata dia, selepas tabrakan beruntun itu, Pantup segera membarikade mobil dinas Gubernur Sultra Ali Mazi sekaligus memeriksa kondisinya.
“Pantup itu langsung cek bagaimana kondisi pak Gubernur. Tapi beliau bilang tidak apa-apa, saya hanya kaget. Kemudian sesuai dengan protap protokoler pak Gubernur langsung di bawa ke bandara untuk diamankan,” urainya.
Setelah mengamankan Gubernur, Pantup mencoba menemui pengendara yang berada di iringan terdepan yang diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan beruntun tersebut.
Belakangan diketahui pengendara tersebut bernama Yayan yang merupakan koordinator rombongan Jamaah Umrah, yang pagi itu juga berencana ke Bandara Halu Oleo.
Namun saat akan didekati oleh Patup, untuk dimintai penjelasan atas tindakannya mengerem mendadak yang menjebabkan peristiwa ini. Yayan malah mencoba kabur.
Ia tidak menghiraukan teriakan Patup yang menyuruhnya berhenti. Ia baru menghentikan kendaraanya, setelah Patup mengeluarkan tembakkan peringatan ke udara sebanyak dua kali.
Saat ditemui Patup, diduga Yayan enggan disalahkan atas peristiwa ini. Ia malah membela diri dengan sikap emosional sehingga berujung adu mulut dengan dua aparat yang menemuinya tersebut.
“Pantup yang marah segera menyita STNK dan SIM si pengendara (Yayan-red) untuk proses lebih lanjut,” jelas Ilham.
Ia juga mengaku menyaksikan pemukulan yang dilakukan oleh Patup. namun menurutnya, hal itu diduga diambil sebagai merespon aksi provokasi seorang jamaah Umrah.
Tak disangka, tindakan Patup tersebut ternyata direkam warga. dan kemudian disebarkan ke media sosial, dibumbui dengan pernyataan yang provokatif pula.
Terkait hal ini, Ilham menyebut video yang viral tersebut hanya mengambil ujung dari peristiwa yang sebenarnya. Yakni, pada bagian ketika Patup tengah beradu mulut.
“Video yang di ambil itu ujungnya, orang kemudian berkomentar. Ada kata-kata kasar, pegang pistol dan sebagainya. Mereka ini sedang bertugas bukan jalan-jalan lalu pegang pistol, jadi banyak masyarakat yang berkometar tidak melihat kejadian secara utuh,” tegasnya.
Pada kesempata ini Ilham juga mengoreksi informasi adanya laporan Yayan ke pihak Kepolisian yang mengaku sebagai korban akibat ditabrak mobil rombongan Gubernur Sultra.
“Saya harus koreksi, bahwa mobil dinas gubernur lah yang di tabrak. Di jepit malah dalam rombongan, jadi ini yang harus di luruskan. Tapi kita selesaikan persoalan dengan baik,” bebernya.
Untuk diketahui, Pantup Gubernur Sultra juga telah melaporkan insiden tersebut ke pihak Polda Sultra. Kedua pihak pun siap menjalani proses hukum yang berlaku.
(A)