NASIONAL

Warga Manokwari Selatan Keluhkan Kerusakan Jalan

738
×

Warga Manokwari Selatan Keluhkan Kerusakan Jalan

Sebarkan artikel ini
Kerusakan jalan penghubung Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni di Provinsi Papua Barat. (Foto : Istimewa)

Editor : Kang Upi

KENDARI – Sebagai kebutuhan masyarakat untuk beraktifitas, keberadaan sarana jalan raya menjadi krusial. Tidak hanya penting dalam aktifitas ekonomi, sarana jalan merupakan faktor kunci untuk perkembangan di berbagai sektor.

Olehnya itu, ketika jalan rusak, maka semua sektor bisa terganggu. Hal inilah yang dirasakan warga di Provinsi Papua Barat, khususnya yang tinggal di Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni.

Pasalnya, Jalan penghubung antara dua Kabupaten padat penduduk tersebut, rusak parah. Padahal, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses untuk distribusi kebutuhan pokok.

Salah seorang warga, Bustam menuturkan, Jalan yang telah rusak parah kurang lebih dua bulan ini menjadi masalah serius di Papua Barat, yang perlu mendapat penanganan cepat.

“rusaknya jalan persis di Daerah Mamay, Kabupaten Manokwari Selatan ini, membuat pengguna jalan tidak merasa nyaman. Karena waktu tempuh yang biasanya empat hingga lima jam, bisa ditempuh hingga 16 jam,” jelasnya.

Ketua PWI Papua Barat ini juga memaparkan, akibat kerusakan jalan truk-truk pengangkut bahan pokok terhambat dan tertunda pengirimannya, karena harus bermalam dua hingga tiga hari di daerah lumpur ini.

Bahkan sejumlah kendaraan kerap kali mengalami kerusakan bahkan bisa terbalik, karena terperosok masuk ke dalam lubang. Kerugian ini akan terus di rasakan selama jalan yang di lewati ini masih rusak.

“Jumat dan Minggu lalu, saya mengamati volume kendaraan yang melewati jalan ini cukup banyak. Sering kali terjadi pertemuan antara kendaraan yang hendak ke Bintuni maupun ke arah Mansel dalam jumlah mencapai puluhan,” tambahnya.

Bustam juga menyebut, saat cuaca panas, jalanan ini akan mengeras, dan masih mudah untuk dilalui, namun jika turun hujan, seperti akhir-akhir ini, membuat jalan tersebut semakin tak berbentuk.

“Banyak kolam-kolam seakan-akan menjadi ranjau buat si pengendara. Pengendara harus pintar-pintar memilih dan memilah dalam melewati jalan tersebut, kalau tidak maka akan terjebak. Sampai kapan jalan ini akan mudah untuk dilewati?,” ungkapnya.

Dengan kondisi ini, Ia meminta Pemerintah Daerah dan Pusat segera turun tangan mengatasi masalah dengan cepat, agar masyarakat tidak terus mengalami kerugian saat menerobos jalan ini.

You cannot copy content of this page