Reporter : Ferito Julyadi
KENDARI – Sejumlah perahu nelayan yang tertambat di bibir Teluk Kendari, Jumat, 18 Desember 2020 sore kemarin, mengalami kerusakan akibat hantaman ombak yang menghempas perahu.
Ombak tersebut menghempas perahu hingga menghantam tembok pembatas, dan bahkan kerasnya ombak membuat air laut ikut terhempas melewati tembok pembatas dan meluber ke jalan raya.
Dikonfirmasi atas fenomena cuaca ini, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Klass II Kendari, Ramlan menyebut, bahwa cuaca ekstrem memang telah terjadi sejak beberapa hari yang lalu.
Menurutnya, penyebab terjadinya cuaca ekstrem pada beberapa hari ini disebabkan karena adanya adanya bibit siklon atau badai tropis yang melanda perairan sekitar Darwin di Utara Australia.
“Sehingga wilayah Indonesia terimbas oleh ekor bibit siklon tersebut, terutama wilayah, NTT, NTB, Sulawesi bagian Tengah, Selatan dan Tenggara,” ungkap Ramlan via selulernya, Sabtu 19 Desember 2020.
Dijelaskannya juga, bibit siklon atau badai tropis ini mirip dengan fenomena angin berputar atau disebut puting beliung. Namun dari skalanya, bibit siklon lebih besar dibanding puting beliung.
“Sehingga dampak akibatnya lebih parah dibanding puting beliung. Pusatnya biasanya di laut, bila bergerak ke daratan akan melemah. Jika bertahan di lautan bisa berlangsung lebih dari satu minggu,” terangnya.
Ramlan berpesan, agar masyarakat mewaspadai potensi bencana ini dengan lebih mengenali ciri bencana yang sering terjadi, dan tidak memaksanakan diri untuk bepergian dimasa cuaca ekstrim ini.
“Lebih meningkatkan kewaspadaan dan tidak memaksakan diri jika berpergian baik melalui jalur pelayaran, darat maupun udara. Serta selalu pastikan mencari info terupdate terkait kondisi cuaca,” pungkasnya. /A