KENDARI – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari mengadakan diskusi bersama Wa Ode Nurhayati (WON) bedah wajah pemimpin Sulawesi Tenggara (Sultra) masa depan, yang diadakan di salah satu warung kopi di Kota Kendari, Kamis (10/5 /2018)
Ketua Cabang HMI Kendari, Arsadam Moita mengatakan, sesuai dengan tema kegiatan tersebut, dapat dijabarkan tentang kontribusi apa yang harus dilakukan oleh pemuda yang konstruktif demi kemajemukan pesta demokrasi.
“Jadi kegiatan ini murni untuk menyatukan persepsi, tanpa ada maksud untuk menggiring pada kepentingan politik sesaat,” terangnya.
Ia juga menuturkan, aturan keorganisasian tidak mengkehendaki anggota biasa yang terhimpun sebagai punggawa muslim intelektual dan profesional untuk ikut serta terlibat dalam partai ataupun masuk sebagai tim sukses salah satu Paslon pada Pemilukada, apapun alasannya.
Namun katanya, selaku mahasiswa yang patuh atas perintah Undang Undang serta penjabarannya, anggota biasa HMI tidak dihapus hak politiknya.
BACA JUGA: Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum HMI Kendari Resmi Terbentuk
“Jadi, memperhatikan fenomena sosial yang terjadi berkaitan dengan pesta demokrasi kita, acap kali kita dibenturkan dengan berbagai macam persoalan mulai dari info hoax, black campaign, money politic dan bermacam permasalahan pelik lainnya yang mencederai hakekat demokrasi kita,” ujar Arsadam.
Tempat yang sama Wa Ode Nurhayati mengungkapkan, kegiatan tersebut digagas oleh para pemuda untuk melihat wajah pemimpin Sultra itu dalam prespektif yang tidak sukuisme, provokatif dan cerdas dalam bermedia sosial (bermedsos). Subtansinya, Pilkada damai, Pilkada cerdas.
“Tadi saya mengimbau kepada teman-teman pemilih muda agar mereka harus mulai cerdas bermedsos. Menghindari kata-kata kasar dan ujaran kebencian,” ungkapnya.
Wanita yang sering disapa WON ini juga mengatakan, Pilkada Sultra ditentukan oleh para pemuda yang merupakan wajah-wajah pemimpin masa depan. Jadi kata WON menyimpulkan, pemuda harus pandai-pandai melihat kandidat yang mengajarkan kesantunan, tidak saling ujar kebencian di medsos.
“Memang kadang-kadang tim ini terlalu kreatif berlebihan dalam mensosialisasikan kandidat yang mereka dukung. Tapi, semua itu harus dikontrol oleh kandidatnya,” kata Wa Ode.
Ia menambahkan, telah melihat para mahasiswa yang berada dalam forum begitu cerdas dan tuntas memetakan bentuk Sultra masa depan di bawah kepemimpinan baru.
“Semoga teman-teman yang berada dalam forum ini bisa bertugas mengawal calon pemimpin Sultra masa depan agar sesuai dengan apa yang kita inginkan,” pungkasnya.