KENDARI, MEDIAKENDARI.com – Upaya memperkuat literasi hukum di tengah masyarakat Sulawesi Tenggara kini semakin inovatif. Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Tenggara (Kanwil Kemenkum Sultra) menjalin kolaborasi dengan Lembaga Adat Tolaki (LAT) dalam pengembangan media edukasi hukum berbasis budaya lokal melalui program Podcast Tolaki.
Kolaborasi ini ditandai dengan penyampaian permohonan resmi dari Kemenkumham Sultra kepada Ketua LAT untuk penggunaan nama “Tolaki” sebagai identitas baru podcast resmi Kanwil.
Pertemuan berlangsung di Kantor Kemenkumham Sultra, Kamis (9/10/2025), dan dihadiri oleh sejumlah pejabat struktural bersama perwakilan LAT.
Kepala Divisi Peraturan Perundang-undangan dan Pembinaan Hukum, Candrafriandi Achmad, menjelaskan bahwa perubahan nama podcast dari Anoa Muda menjadi Podcast Tolaki merupakan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan semangat masyarakat Tolaki yang dikenal menjunjung tinggi keadilan serta kebijaksanaan.
“Podcast ini bukan sekadar media komunikasi digital, tetapi juga wadah edukasi hukum yang membumi, menyatu dengan nilai-nilai lokal. Penggunaan nama ‘Tolaki’ kami pandang sangat tepat karena mencerminkan karakter masyarakat Sulawesi Tenggara yang berpegang pada prinsip keadilan dan kearifan,” ujar Candrafriandi.
Sementara itu, perwakilan Lembaga Adat Tolaki (LAT) menyampaikan apresiasi atas langkah Kemenkumham Sultra yang melibatkan unsur budaya dalam program literasi hukum. Mereka menilai, inisiatif ini merupakan bentuk penghargaan terhadap eksistensi budaya Tolaki sebagai identitas daerah.
“Kami mengapresiasi niat baik Kemenkumham Sultra untuk mengangkat nama Tolaki dalam wadah edukatif seperti podcast. Namun, sebagaimana adat kami, keputusan akhir akan dimusyawarahkan oleh pengurus LAT secara kolektif,” ungkap perwakilan LAT.
Di tempat terpisah, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sultra, Topan Sopuan, menegaskan bahwa sinergi dengan LAT menjadi langkah penting dalam menggabungkan pendekatan hukum modern dengan kearifan lokal.
“Kami ingin literasi hukum tidak hanya disampaikan dengan bahasa formal, tetapi juga dengan pendekatan yang dekat dengan budaya masyarakat. Melalui Podcast Tolaki, kami berharap masyarakat lebih mudah memahami hukum sekaligus bangga dengan identitas budayanya,” terang Topan.
Menurutnya, inisiatif ini sejalan dengan transformasi digital di lingkungan Kementerian Hukum yang mendorong penggunaan media kreatif untuk penyebaran informasi hukum kepada masyarakat luas.
Kolaborasi antara Kemenkumham Sultra dan LAT ini diharapkan menjadi inspirasi bagi lembaga lain untuk mengintegrasikan nilai-nilai adat dan budaya dalam program pembangunan hukum yang inklusif, humanis, dan berkarakter lokal.
Laporan: Supriati
