BAUBAU

Anggota Dewan Ingatkan Direktur RSUD Baubau Jangan Acuh Soal Covid-19

633
Anggota DPRD Kota Baubau, Acep Sulfan. Foto: IST

Reporter: Ardilan / Editor: La Ode Adnan Irham

BAUBAU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Baubau, Acep Sulfan mengingatkan Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Baubau, dr. Nuraeni Djawa agar tidak acuh terhadap persoalan penanganan Covid-19 di daerah itu.

Peringatan ini, kata Acep Sulfan, bukan tanpa alasan. Pasalnya, ia menilai dr. Nuraeni enggan menyiapkan alat rapid test untuk memeriksa 26 penumpang kapal perintis yang tiba dari Obi, Maluku Utara, Jum’at 1 Mei 2020 kemarin.

“Saya telpon Direktur RSUD menanyakan jumlah rapid tes yang ada di rumah sakit, tapi dia (Dirut RSUD Baubau) menjawab akan koordinasikan dulu dengan anggotanya dan akan menelpon kembali. Tapi setelah itu, saya telpon dia sudah tidak angkat telponku. Ini kan tidak kooperatif,” kata Acep Sulfan dengan nada geram, Sabtu 2 Mei 2020.

Padahal, menurut politisi Gerindra ini, para penumpang kapal itu dirapid test agar kondisi kesehatannya dapat diketahui mengingat mereka berasal dari daerah terpapar pandemi Covid-19.

Beruntung kata dia, setelah berkoodinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 Kota Baubau, rapit test berhasil diperoleh sehingga para penumpang kapal itu dapat dirapid.

“Saya langsung datangi sekretariat bersama (Sekber) Covid-19 Baubau. Saya koordinasi dengan kepala dinas kesehatan (Dinkes) Baubau, pak Wahyu. Akhirnya terkumpul alat rapid test dari dinkes dan rumah sakit Bhayangkara Baubau,” ujarnya.

Ketua Fraksi Gerindra ini mengingatkan agar Dirut RSUD Palagimata tidak mengulangi sikapnya yang tidak kooperatif tersebut. Apalagi saat ini semua pihak tengah bekerja keras memutus rantai penyebaran virus Corona.

“Seharusnya dalam kondisi seperti ini, jangan hanya petugas medis dibawah yang sigap, tapi juga Direkturnya. Kerena ini masalah kemanusiaan yang harus kita tangani bersama,” tegas Acep.

Sementara Kepala Dinkes Kota Baubau, Wahyu menerangkan alat rapid test yang dimiliki sangat terbatas dan cepat habis karena digunakan untuk pemeriksaan di lapangan.

Wahyu juga mengakui RSUD Palagima selalu kebagian alat rapid paling banyak setiap kali dikirimkan Pemerintah Provinsi Sultra.

“Jadi setiap ada alat rapid test kita bagi dengan rumah sakit (Palagimata). Tapi memang paling banyak itu rumah sakit. Terakhir 200 buah mereka ambil, kita hanya 30 buah saja. Sementara kita cepat habis karena dipakai dilapangan, misal kemarin kita periksa keluarga pasien 01, dan 02,” beber mantan Plt Kadis Perhubungan Kota Baubau ini.

Sebagai tambahan, 26 penumpang tersebut dijemput langsung dari Pelabuhan Banabungi, Kabupaten Buton ke Kota Baubau oleh kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Baubau.

26 penumpang dari Obi itu terbagi dari beberapa asal daerah, masing-masing Kota Baubau satu orang, Kabupaten Buton Selatan 22 orang, Buton Tengah satu orang dan Kabupaten Muna 2 orang.

Setelah pemeriksaan rapid test selesai, barulah 22 warga yang berasal dari Buton Selatan diserahkan langsung Sekda Baubau, Roni Muhtar ke Pemkab Busel pada pukul 04.30 dini hari.

Sementara, 1 warga Baubau dijemput langsung keluarganya. Kemudian, 3 warga lainnya diantar Kepala BPBD Baubau untuk diseberangkan ke kampung halaman masing-masing via pelabuhan feri Baubau.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version