BAUBAU

Acep Sulfan Nilai Data Penerima Bantuan Pelaku UKM di Baubau Perlu Dirubah

1013
Ketgam : Wali Kota Baubau, dr. AS Tamrin (Memakai Peci Hitam) saat menyerahkan secara simbolis bantuan untuk pelaku UKM di Rujab Wali Kota. Foto : Ardilan/Mediakendari.com

Reporter : Ardilan/Editor: Jafrun

BAUBAU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra), Acep Sulfan menilai proses pendataan untuk pembagian bantuan sembako dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sultra yang diberikan kepada pelaku usaha kecil menengah di Kota Baubau perlu dirubah.

Menurutnya, dari 530 pelaku UKM di Baubau yang ditetapkan sebagai penerima bantuan sembako sebarannya tidak merata di semua kelurahan.

“Jadi setelah saya telusuri data final penerima bantuan ini sangat tidak merata sebarannya. Contoh, ada satu Kelurahan itu memiliki 6 RW, tapi hanya pelaku UKM di RW 1 saja dimasukkan sebagai penerima. Sedangkan di RW 2 sampai 6 tidak ada, padahal mereka sebelumnya juga didata terdampak Covid-19 tapi tidak ada satupun masuk dalam daftar penerima,” kata Acep Sulfan kepada Mediakendari.com.

Bukan itu saja, kata Legislator Gerindra ini, berdasarkan data final yang ia peroleh bantuan yang diberikan tidak merata ditiap Kelurahan. Bahkan, terdapat satu Kelurahan yang sama sekali tidak mendapat bantuan.

Meski begitu, ia mengaku tak mempersoalkan jumlah penerima bantuan karena dirinya menyadari kemampuan keuangan Pemprov Sultra juga terbatas. Tetapi paling tidak penerima bantuan harus merata disemua wilayah kelurahan.

“Pandemi ini semua aspek terdampak. Apalagi tidak ada pemerataan (Bantuan) seperti ini. Jangan sampai terjadi kesenjangan sosial yang mengakibatkan gesekan sosial,” ungkap Acep Sulfan ditemui Jum’at malam 26 Juni 2020.

Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Baubau, Yakub mengaku untuk data penerima bantuan di Kota Baubau berasal dari pihaknya dibantu pihak Kelurahan setempat.

Ia membeberkan, pihak Dinas Koperasi dan UMKM Baubau menyetor data penerima bantuan sebanyak kurang lebih 6000 penerima ke Dinas Koperasi UMKM Sultra.

“Setelah kami himpun semua data itu dan yang kami serahkan ke provinsi itu kurang lebih 6000. Ternyata begitu disortir dan dieksekusi provinsi hanya 530. Tapi Kota Baubau dapat paling banyak diantara daerah lain,” kata Yakub dikonfirmasi di Rumah Jabatan (Rujab) Wali Kota Baubau, Sabtu 27 Juni 2020.

Soal pelaku usaha kecil menengah yang belum tercover bantuan, mantan Kabag Umum Setda Kota Baubau mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Koperasi dan UMKM Sultra berharap ada bantuan tahap berikutnya.

Ia menyebut, isi paket sembakonya terdiri dari satu dos mie instan serta satu karung berisi beras, terigu, minyak goreng, susu dan ikan kaleng.

“Bantuan Dinas Koperasi Sulawesi Tenggara telah tiba kemarin siang. Dan hari ini (Sabtu) secara simbolis kepada masing-masing kecamatan dua orang perwakilan,” imbuhnya.

Ditempat sama Kepala UPTD Balatkop Dinas Koperasi dan UMKM Sultra, Apri Eni Amalia menyampaikan permintaan maaf apabila belum semua pelaku UMKM tercover bantuan karena alasan keterbatasan.

Terkait penyortiran data penerima bantuan bagi pelaku usaha kecil menengah, Apri Eni menjelaskan, pihaknya menggunakan aturan klasifikasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM.

“Karena kami tidak bisa mengecek langsung di lapangan. Siapa tau ada gelombang selanjutnya, kita sudah punya data,” ucap Apri Eni Amalia saat menghadiri penyerahan simbolis di Rujab Wali Kota Baubau.

Ia menerangkan, nilai paket yang disepakati Rp 400.000. Tapi seiring berjalannya waktu khusus Dinas Koperasi UMKM Sultra dipotong sebesar Rp 110.000 untuk biaya pengiriman sembako tersebut.

“Khusus dinas Koperasi itu kita senilai 290 ribu karena kita ada keluarkan biaya untuk distribusi,” pungkasnya. (B)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version