BOMBANADaerah

Akibat Karantina, Pendapatan Ekonomi Warga Desa di Bombana Nyaris Nihil

1113
×

Akibat Karantina, Pendapatan Ekonomi Warga Desa di Bombana Nyaris Nihil

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua DPRD, Iskandar (kanan) dan anggota DPRD Bombana, Salman (kiri) saat di posko satgas dusun 1 Desa Batu Sempe. Foto: Hasrun.

Reporter: Hasrun / Editor: La Ode Adnan Irham

RUMBIA – Akibat Karantina Parsial kerena Covid – 19 di Kecamatan Mataoleo dan Masaloka Raya, Kabupaten Bombana, Sulawesi tenggara (Sultra), membuat pendapatan ekonomi masyarakat di berapa desa menurun.

Salah satunya di Desa Batu Sempe, Kecamatan Mataoleo, pendapatan ekonomi warga di desa tersebut sangat menurun bahkan nyaris tak ada. Kerena tidak bisa laluasa bekerja mencari pundi – pundi rupiah.

“Karantina sangat berpengaruh terhadap perputaran ekonomi, karena tidak bekerja,” kata Kades Batu Sempe, Sainal Arifin saat ditemui Mediakendari.com bersama Wakil Ketua DPRD, Iskandar dan Anggota DPRD Bombana, Salman dalam kunjungannya, Kamis 28 Mei 2020.

Sainal mengantakan, kebanyakan warganya penjual ikan. Sementara mereka tak bisa berjualan di luar desa, karena adanya pebatasan sosial untuk mencegah penyebaran Covid – 19.

“Kita disini juga banyak pekerja bangunan, dan untuk keluar bekerja susah sekarang. Mereka juga kalau ditau dari sini mereka dihindari,” katanya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Bombana, Iskandar menuturkan, di Bombana, hampir semua stigma orang terhadap daerah atau orang yang terpapar Covid – 19, seolah dikucilkan secara sosial.

Padahal menurut politis PKB Bombana itu, isolasi terhadap penyebaran virus Corona yakni isolasi sosial, bukan isolasi pada semua orang.

“Seolah ini penyakit yang menular, berbahaya mengancam seluruh orang biar lagi di kampung tidak boleh keluar seperti penyakit kusta,” kata Iskandar.

Ia mencontohkan di Desa Tedubara, Kecamatan Kabaena Utara, karena salah satu warga positif Corona dari klaster Temboro, membuat warga di desa tersebut tidak bisa ke mana-mana.

“Suatu ketika ada warga desa Tedubara yang hendak menyeberang ke desa sebelah lalu ditahan tak bisa menyebrang. Padahal dia tidak kontak dengan orang yang bersangkutan, hanya satu desa. Edukasi yang tidak sampai,” terangnya.

Menurut Iskandar, status zona merah di Desa Batusempe dan Masaloka sebaiknya diselesaikan, agar warga bisa mencari penghidupan untuk kebutuhan keluarga.

“Supaya mereka bisa mencari nafkah, teruji bahwa di sana sudah tidak ada transmisi lokal. Karena sudah ditraking, sudah diputus penyebaran virusnya oleh satgas,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page