Redaksi
KENDARI – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi mengoptimalkan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG ke beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara setelah akses jalan dan jembatan jalan poros di provinsi tersebut putus.
“Langkah ini kami ambil setelah akses jalan Trans Kendari – Kolaka dan Kendari – Konawe yakni jembatan Ameroro dan jembatan Asera putus pada Minggu (9/6) kemarin,” ujar Ahad Rahedi, Pjs. Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII.
Optimalisasi penyaluran BBM dan LPG, menurut Ahad langsung dilakukan untuk empat kabupaten terdampak banjir yakni di Marowali, Konawe, Konawe Utara dan Kolaka Timur.
Hingga Rabu (12/6/2019) pihaknya telah menyalurkan BBM sebanyak 164 Kiloliter (KL) yang terdiri dari 42 KL Pertalite, 58 KL Biosolar dan 64 KL Premium.
“Ini disalurkan untuk tiga SPBU di Bungku, Lasolo dan Lambuya, dua APMS di Asera dan Bahomotefe, sedangkan Biosolar disalurkan untuk pembangkit listrik milik PT PLN (Persero) di Bungku,” ujar Ahad.
Adapun LPG Bersubsidi (Tabung 3 Kg), Pertamina sudah mengirimkan sebanyak 560 tabung pada hari Selasa (11/6/2019) dan Rabu (12/6/2019) dikirimkan lagi sebanyak 1.120 tabung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kondisi bencana.
Penyaluran BBM dan LPG kata Ahad, dilakukan dari Terminal BBM dan SPBE Kendari, serta TBBM Kolonedale dan Kolaka, menggunakan mobil tangki dan truk LPG menggunakan jalur alternatif yang tersedia.
Pihaknya, masih menurut Ahad, telah mencoba pengiriman BBM dan LPG melalui jalur Konawe Selatan (jalur alternatif) dari Terminal BBM Kendari ke Konawe dengan jarak 150 kilometer tetapi terkendala waktu, karena pengambilan supply tetap dari TBBM dan SPBBE Kendari dan juga melalui jembatan Rawapoa, Kecamatan Angata, dengan kondisi jalan yang kurang baik dan rawan untuk dilewati Mobil Tangki dan Skid Tank LPG.
“Proses pengiriman BBM dan LPG terus dilakukan semenjak Minggu (9/6) melalui jalur normal tetapi kami terkendala dengan jalan dan jembatan ternyata juga tidak bisa dilalui sehingga mobil tangki terpaksa kembali lagi ke Terminal BBM Kendari,” ujar Ahad.
Ahad mengakui, pihaknya mempersiapkan pengiriman alternatif untuk BBM dengan menggunakan kapal dari TBBM penyangga seperti TBBM Raha, Palopo dan Baubau untuk menjaga ketahanan stok BBM di Kendari dan Kolaka.
Baca JUga :
- Lantik Pj Wali Kota Kendari dan Pj Bupati Muna Barat, Andap Budhi Revianto: Kerja Disiplin dan Utamakan Kepentingan Masyarakat
- Dinas Pariwisata Sultra Terbaik Soal Keterbukaan Informasi Publik
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- KPU Muna Barat Sukses Raih Penghargaan Peringkat I Terkait Pengelolaan Pelaporan Dana Kampanye
- Nekat Bawa Sabu Seberat 104.25 Gram dengan Upah Rp 2 Juta, Pria di Muna Ditangkap Polisi
- Pemda Koltim Gelar Sayembara Logo HUT ke 12 Tahun
“Penyaluran alternatif dan darurat tersebut ditempuh Pertamina agar masyarakat tetap bisa mendapatkan BBM dan LPG di SPBU dan Pangkalan LPG Pertamina meski jalur reguler terputus,” jelasnya.
Langkah ini, menurut Ahad, merupakan upaya pihaknya memenuhi kebutuhan BBM dan LPG di masyarakat, sebagai BUMN penyalur.
“Meskipun rute-rute alternatif yang harus ditempuh memiliki resiko tersendiri untuk dapat dilewati mobil tangki,” tandas Ahad.
Semenjak beberapa titik jembatan di Jalan Trans Kendari – Kolaka dan Kendari – Konawe putus, arus lalu lintas dari arah Kota Kendari menuju Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, baru dapat dilalui warga yang menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan cara menyebrangi sungai menggunakan rakit, sedangkan kendaraan besar seperti truk maupun bus belum dapat melintas.