KONAWE

Anak Pantai Menolak Keras Kedatangan 500 TKA Asal China

385
×

Anak Pantai Menolak Keras Kedatangan 500 TKA Asal China

Sebarkan artikel ini
Ulfiah, SE., anggota Komisi III DPRD Konawe. Foto: Ist

Reporter: Indi

UNAAHA: Desas desus kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China mengundang berbagai macam reaksi dari berbagai kalangan, tidak  terkecuali wakil rakyat yang duduk di kursi DPR.

Beberapa waktu lalu Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, Muh Endang melalui cuitannya di laman Facebook, menolak keras kedatangan 500 TKA, ia bahkan berencana menyurat langsung kepada pemerintah pusat. Bahkan saat ditemi di ruang kerjanya, Rabu 29 April 2020 ia tetap bersikukuh menolak kedatangan TKA. Pendirian tersebut makin kuat, karena unsur pimpinan DPRD Provinsi-pun sekata dengan dirinya.

“Mendatangkan TKA dari China ditengah kondisi saat ini, justru akan melukai perasaan rakyat Sultra. Masyarakat kita masih butuh lapangan kerja, kenapa harus TKA yang mengisi kekosongan itu. Kalau bisa janganlah, jangan sampai timbul hal yang tidak diinginkan,” ujarnya kepada Mediakendari.com.

Penolakan juga datang dari politisi Gerindra dengan tag linenya “Anak Pantai”, Ulfiah SE., melalui sambungan seluler, Kamis 30 April 2020 anggota komisi III DPRD Konawe ini menolak keras 500 TKA yang akan didatangkan pihak PT Virtue Dragon Nickel yang berlokasi di wilayah kerjanya, Kab Konawe.

Menurutnya, mendatangkan tenaga asing akan menimbulkan kecemburuan yang berujung pada pergesekan sosial. Apalagi ditengah pandemi corona saat ini, dimana banyak pekerja lokal di VDNI yang di rumahkan khususnya pekerja yang berasal dari zona merah (Kota Kendari) dan pekerja diluar kecamatan penunjang.

“Dari awal saya pribadi sangat konsen dengan membludaknya TKA di Morosi, dan dengan adanya corona saat ini saya sangat bersykur, karena tentunya akan membatasi kedatangan TKA. Tapi ketika akan ada penambahan lagi, apalagi dalam jumlah besar saya menolak keras,” tegasnya.

Menurutnya, jika nantinya VDNI mengatakan bahwa 500 orang itu adalah tenaga ahli, itu sangat tidak masuk akal. Dianggapnya 500 TKA itu adalah buruh, yang notabenenya dapat digantikan dengan warga yang berasal dari sekitaran wilayah VDNI.

“Saat inikan ada pembatasan pekerja, hanya untuk tiga kecamatan penunjang yakni Kecamatan Morosi, Kecamatan Bondoala dan Kecamatan Kapoila. Diluar kecamatan itu di rumahkan, lalu sekarang mau datangkan sekian banyak TKA, logikanya dimana?, kasiankan tenaga kerja yang dirumahkan. Belum lagi ditengah pandemi corona saat ini, kita tidak tau apakah ke-500 TKA ini bersih dari corona atau jangan-jangan malah memperparah,” tandasnya.

Ulfiah menegaskan, akan segera berembuk dengan teman-teman di komisinya yang membidangi masalah tenaga kerja, agar sepakat menolak kedatangan TKA asal China yang bisa saja menimbulkan berbagai macam masalah, khususnya masalah sosial.

You cannot copy content of this page