EKONOMI & BISNISFINANCEHEADLINE NEWSKendariNEWS

Angka Kemiskinan Sultra Lampaui Nasional, Ini Saran Ekonom UHO

1321
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Halu Oleo (UHO), Prof. Dr. Muhammad Syarif, SE. MS, saat di temui usai seminar kementerian Keuangan. (Foto : Mediakendari.com/Muh. Ardiansyah R.)

Reporter: M. Ardiansyah R.
Editor: Kang Upi

KENDARI – Persentase kemiskinan Provinsi Sulawesi Tenggara pada Semester I tahun 2019 sebesar 11.24 persen. Angka ini, lebih tinggi diatas angka nasional yang mencapai 9,41 persen.

Angka tersebut dipaparkan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Halu Oleo (UHO) Prof. Dr. Muh. Syarif, SE. MS pada Seminar Kementerian Keuangan di Claro Hotel, Selasa (27/8/2019).

Menurutnya, salah satu penyebab kemiskinan di Sultra adalah sebagian besar penduduk Sultra bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

“Sementara sektor ini tumbuh melambat yang pada akhirnya berdampak pula terhadap pendapatan masyarakat,” kata Ekonom yang juga Ketua Koalisi Kependudukan dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Prof Syarif juga menjelaskan, hal itu bisa dilihat dari nilai tukar petani yang kurang dari 100, dimana biaya produksi yang dikeluarkan petani lebih besar dari pada pendapatan petani dari kegiatan tersebut.

“Akibat biaya produksi yang dikeluarkan petani lebih besar dari pada pendapatan petani dari kegiatan tersebut, berdampak pada rendahnya kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Dijelaskannya juga, kemiskinan tersebut juga disebabkan melambatnya pertumbuhan sektor padat karya seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang berdampak pada rendahnya pendapatan masyarakat kalangan bawah.

“Dari data Badan Pusat Statistik Sultra, perlu adanya sektor yang banyak menyerap tenaga kerja serta menyerap sedikit dengan kegiatan tersebut yang menyangkut dengan teknologi sehingga ada sentuhan di pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

BACA JUGA:

Wakil Ketua Dewan Pengupahan Kota Kendari ini juga menyebut, sentuhan teknologi dapat bisa merubah kualitas produk sehingga mendorong sektor industri terutama di Sultra, untuk mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Output itu terutama hasil pertanian setelah ada sentuhan teknologi tampaknya akan meningkat dari sebelumnya,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version