NEWS

Balai Taman Nasional Wakatobi Bersama Sekjen KLHK Lepasliarkan 60 Ekor Tukik di Pulau Hoga

1565
×

Balai Taman Nasional Wakatobi Bersama Sekjen KLHK Lepasliarkan 60 Ekor Tukik di Pulau Hoga

Sebarkan artikel ini
Ketgam : Pelepasliaran tukik ini dilaksanakan di Pulau Hoga, Taman Nasional Wakatobi dalam rangkaian kunjungan kerja Sekretaris Jenderal Kementerian (Sekjen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dr. Ir. Bambang Hendroyono, M.M.

WAKATOBI – MEDIAKENDARI.COM – Balai Taman Nasional Wakatobi melepasliarkan anak penyu atau tukik ke laut, sebagai bentuk pelestarian kekayaan biota laut tersebut, Minggu 6 November 2022.

Pelepasliaran tukik ini dilaksanakan di Pulau Hoga, Taman Nasional Wakatobi dalam rangkaian kunjungan kerja Sekretaris Jenderal Kementerian (Sekjen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dr. Ir. Bambang Hendroyono, M.M.

Turut terlibat dalam agenda ini Penjabat (Pj) Sekertaris Daerah (Sekda) Wakatobi Kamaruddin dan juga diikuti jajaran Balai Taman Nasional Wakatobi dan KLHK RI.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Tomia – Binongko Balai Taman Nasional Wakatobi, Iwanuddin, S.P.,M.Sc mengungkapkan, tukik yang dilepasliarkan berjenis penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).

“Sebanyak 60 ekor tukik dilepasliarkan pada kegiatan ini, dengan rincian 58 ekor tukik jenis penyu hijau dan 2 ekor tukik jenis penyu sisik,” jelas Iwanuddin dalam keterangan persnya, Senin 7 November 2022.

Iwanuddin juga mengungkapkan, tukik yang dilepasliarkan merupakan hasil dari pembesaran di Demplot Penetasan Semi Alami Spesies Penyu di SPTN Wilayah III Tomia – Binongko, Balai Taman Nasional Wakatobi.

Pasalnya, berdasarkan Permen LHK Nomor P.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, semua jenis penyu termasuk ke dalam satwa liar yang dilindungi.

Telur penyu yang ditetaskan di demplot tersebut merupakan hasil dari kegiatan monitoring penyu dan patroli di pulau-pulau terluar dan tak berpenghuni di Taman Nasional Wakatobi.

“Pulau tersebut yaitu Pulau Anano, Pulau Ndaa, Pulau Kentiole, Pulau Cowo-Cowo, dan Pulau Runduma yang merupakan satu-satunya pulau terluar yang dihuni masyarakat dan menjadi lokasi monitoring,” ungkap Iwanuddin.

Ia juga menyebut, kegiatan pelepasliaran tukik ini sudah dimulai sejak tahun 2011. Hingga saat ini, tukik yang sudah dilepasliarkan oleh Balai Taman Nasional Wakatobi berjumlah 5.152 ekor tukik

“Tukik yang sudah dilepasliarkan Balai Taman Nasional Wakatobi terdiri dari 4.662 ekor tukik penyu hijau dan 490 ekor tukik penyu sisik,” terang Iwanuddin.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KLHK Dr.Ir.Bambang Hendroyono, M.M dalam sambutannya mengapresiasi pengelolaan demplot dan pelepasliaran tukik yang dilakukan Balai Taman Nasional Wakatobi.

Dirinya berpesan, agar Balai Taman Nasional Wakatobi. terus mengelola demplot penetasan semi alami spesies penyu dengan baik sebagai upaya untuk melestarikan satwa liar dilindungi dan terancam punah.

“Serta meningkatkan populasinya di ekosistem laut, terutama spesies penyu,” kata Dr.Ir.Bambang Hendroyono yang juga menjabat Plt Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam (KSDAE) KLHK ini.

Laporan: Kang Upi

You cannot copy content of this page