Kasipute – Pakar Ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO), Dr Sudirman Zaid menyarankan Pemerintah Kabupaten Bombana menggunakan metode Hulu hilir sebagai acuan pembangunan ekonomi.
Gagasan ini disampaikan, Dr Sudirman Zaid saat menjadi narasumber Talk Show di Aula Kantor Bupati Bombana, Selasa (11/12/2018), yang bertema ‘Arah dan Strategi Peningkatan Perekonomian Bombana’ berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017 hingga 2022 mendatang.
Dijelaskan dosen ekonomi UHO ini, peningkatan perekonomian Bombana harus menggunakan metode hulu hilir. Yakni harus menjadi daerah produksi sekaligus pengolah bahan baku.
“Selama ini daerah kita hanya sebagai kutub bahan baku, hanya menjual bahan baku alias gelondongan,” ungkapnya.
Menurutnya, terdapat nilai tambah dalam pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Harusnya, pengolahan ini dilakukan di daerah dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal.
“Proses pengelohan bahan baku menjadi bahan jadi harus dilakukan di daerah ini sehingga keuntungan di dapat oleh masyarakat lokal,” ujarnya.
Dengan metode ini, kata dia, dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Bombana.
“Secara otomatis jika nilai pengangguran berkurang di daerah itu, tentu angka kemiskinan juga akan berkurang,” urainya.
Setelah gagasan hulu hilir dilaksanakan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan Pemda yakni membangun kemitraan dengan industri jasa keuangan.
Dengan kemitraan ini para pelaku ekonomi bisa mendapatkan tambahan modal untuk peningkatan industri dan usaha.
“Dengan tanah yang mereka miliki atau lokasi usaha itu bisa dijadikan agunan ke lembaga perbankan,” terangnya.
Dikatakannya juga, metode kelembagaan untuk penataan industri juga harus dimulai, dengan menata kelembagaan industri dari hulu hingga kelembagaan industri di hilir.
“Fungsinya adalah untuk memberikan penguatan bagi pelaku usaha. Misalnya pembentukan forum ekonomi lokal, atau membentuk forum lembaga monitoring supaya bisa memantau atau memonitoring hasil pelaku usaha,” tambahnya.
Ia juga mendorong agar Pemda Bombana memiliki Rumah Dagang Industri (RDI) yang berfungsi untuk mengakomodir semua jenis industri pelaku usaha di daerah.
“Sehingga dengan lembaga ini penyaluran bahan industri yang telah diolah dapat dipasarkan dengan mudah,” terangnya.
Tentu saja ada pencatatan di daerah, dan yang terpenting, jika industri tersebut akan menjual ke pasar, produk yang dipasarkan harus memiliki brand ciri khas daerah.
“Jangan kirim tanpa brand. Karena akan menghilangkan identitas daerah, sebagai pembuat bahan industri yang telah di pasarkan,” tutupnya. (a)
Reporter : Hasrun