Reporter: La Ato
KENDARI – Ketua Tamalaki Wonua Ndoolaki Sulawesi Tenggara, Ahmad Ulusalano meminta Gubernur Ali Mazi segera mencopot Kepala Museum dan Taman Budaya Sultra, Dody Syahrul Syah.
Menurut Ahmad, sebagai Kepala Museum dan Taman Budaya, Dody telah gagal dalam menjalankan tugasnya menjaga dan merawat benda bersejarah peninggalan leluhur yang ada di Sulawesi Tenggara.
“Di dalam ini kan semua isinya benda-benda peninggalan leluhur kita, ada yang dari Muna, Buton, Tolaki, Kolaka, Moronene. Semua benda ini memiliki nilai budaya yang tinggi, terutama bagi daerahnya masing-masing. Jadi, seharusnya dijaga dengan ketat. Jangan dibiarkan tanpa pengamanan,” kata Ahmad, Rabu, 27 Januari 2020.
Ia meminta dengan tegas agar pemerintah provinsi bekerjasama dengan pihak kepolisian segera mengungkap persoalan ini.
“Saya selaku Ketua Tamalaki Wonua Ndoolaki Sultra mengutuk keras oknum-oknum tertentu yang melakukan pencurian terhadap benda-benda leluhur yang ada di museum ini,” ucapnya.
“Setelah saya melihat di dalam itu, kebanyakan yang dicuri itu adalah benda-benda leluhur dari suku Tolaki. Kalau memang peninggalan-peninggalan ini tidak bisa dijaga dengan benar, biar kami saja dari Tamalaki sendiri yang jaga,” lanjutnya.
Ia mengaku akan melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi agar bersinergi dan bermitra dengan Tamalaki Wonua Ndoolaki untuk bersama menjaga museum Sultra.
“Langkah awal, dalam waktu dekat, kami akan menurunkan masa atas nama Tamalaki Wonua Ndoolaki untuk membersihkan lingkungan museum ini. Kan kalau kita perhatikan, museum ini kelihatan agak kumuh dan terkesan tidak terawat,” tutupnya.
Untuk diketahui, Museum Sultra yang terletak di Jalan Abunawas, Kota Kendari, telah dibobol maling antara Selasa, 26 Januari 2020 (Subuh atau malam).
Dari kejadian tersebut, banyak benda bersejarah peninggalan leluhur yang dikabarkan hilang di antaranya cerek dan cangkir antik yang terbuat dari logam dan kuningan. (b)