POMALAA – Unit Bisnis Pengolahan Nikel (UBPN) PT Antam yang merupakan perusahaan Tambang Nikel di Pomalaa Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara (Sultra) membeberkan proses pengolahan bijih nikel menjadi feronikel langsung dari pabriknya (smelter).
Deputy General Manager Antam UBPN Pomalaa, Nilus Rahmat mengatakan, bijih nikel di tambang dari kedalaman 6 hingga 8 meter di bawah tanah lalu dipilah untuk dimasukkan ke dalam Furnace (mesin pengolahan) ore nikel yang ditambah dengan batu, sehingga nikel terpisah dari oksidanya.
“Setelah itu, menghasilkan metal cair atau crude metal,” kata Nilus Rahmat, saat ditemui di kantornya, Rabu (9/5/2018).
BACA JUGA: PT Antam Dorong Percepatan Proyek Hilirisasi
Setelah crude metal dihasilkan, kata Nilus, crude metal tersebut dimurnikan pada mesin berbeda untuk menjadi feronikel, kemudian feronikel cair yang diolah tersebut akan menghasilkan dua produk yaitu low carbon dan high carbon, lalu Kedua produk itu kemudian dicetak menjadi feronikel dalam bentuk granule yang diekspor menjadi bahan baku baja anti karat.
Nilus juga menyebutkan, tahun 2018 ini UBPN PT Antam Pomalaa menargetkan produksi feronikel sebanyak 26 ribu metrik ton. Olehnya itu, katanya, feronikel menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan usaha PT Antam selain emas dan bauksit.
“Feronikel yang dihasilkan di sini diekspor ke tiga negara yaitu ke Negara India, Korea Selatan dan China,” ungkapnya.