BUTON

Belum Setahun, Jembatan Senilai Rp 8,6 Miliar di Buton Ambruk

1700
×

Belum Setahun, Jembatan Senilai Rp 8,6 Miliar di Buton Ambruk

Sebarkan artikel ini
Belum genap satu tahun dibangun, jembatan 8,6 miliar di Desa Kancina'a, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton ambruk. Foto: Adhil/Mediakendari.com

Reporter : Adhil

BUTON – Belum genap satu tahun atas usia pembangunannya, namun jembatan wisata yang terbuat dari kayu di Desa Kancina’a, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton ini ambruk.

Padahal jembatan yang konon menelan anggaran hingga Rp 8,6 miliar yang bersumber dari bantuan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI.

Atas ambruknya jembatan tersebut, Kepala Desa Kancina’a, Salimudin menyayangkan sikap penanggungjawab pembangunan jembatan tersebut yang dinilainya tidak bekerja profesional.

Sebab, dirinya menduga penanggungjawab pembanguan jembatan tersebut memilih kayu yang tidak sesuai dengan kondisi geografis di perairan laut, sehingga mudah lapuk.

“Kayunya itu gampang lapuk, baru bagian dalamnya itu sangat lembek. Terkena air saja sudah seperti kapas yang menampung air. Makanya gampang patah apalagi kalau tiap saat tertimpa beban berat,” kata Salimudin dikonfirmasi Kamis, 26 November 2020.

Selain jembatan, kata Salimudin, dirinya juga mengkhawatirkan ambruknya bangunan menara pandang yang juga dibangun dilokasi tersebut. Menara itu terlihat kerap goyang saat tertiup angin kencang.

“Menara pandang itu bisa saja ikut ambruk karena material kayu yang digunakan sama dengan material kayu yang digunakan untuk pembangunan jembatan,” ungkap Salimudin.

Menurutnya, untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diharapkan dirinya telah memasang tanda larangan untuk mendekati menara pandang tersebut. Dirinya juga berharap pihak terkait segera mengambil langkah perbaikan.

“Makanya sangat rawan ini, kita takut jangan sampai menara ini roboh saat banyak pengunjung yang datang. Hanya saja kami bersyukur, jembatan ini ambruk saat tidak ada orang,” terang Salimudin.

Selain memasang laranga,n dirinya juga mengimbau warga setempat untuk tidak mengunjugi jembatan dan menara pandang yang sudah menjadi salah satu ikon wisata Desa Kancina’a.

“Kita sudah pasang tanda larangan. Kita juga sudah sampaikan ke warga desa supaya tidak mendekat di menara itu,” tutupnya. /B

You cannot copy content of this page