Redaksi
KENDARI – Wafatnya Presiden ke-3 RI Baharuddin Jusuf Habibie, Rabu (11/9/2019) di RSPAD Gatot Subroto Jakarta menjadi duka tersendiri bagi keluarga besar Bank Muamalat dan bank syariah lainnya di Indonesia.
Pasalnya, selain dikenal dengan gagasan pengembangan teknologi di dunia kedirgantaraan Indonesia, BJ Habibie rupanya juga adalah salah satu penggagas lahirnya bank syariah pertama di Indonesia, yakni bank Muamalat.
Branch Manager Bank Muamalat Kantor Cabang Kendari Fitrawan, wafatnya BJ Habibie menjadi kehilangan bagi seluruh elemen anak bangsa termasuk Muamalat.
“Bapak BJ Habibie begitu banyak memberikan banyak syaafat bagi negeri ini, dan tentunya teruntuk Muamalat dan ummat. Sosok BJ Habibie tak akan pernah tergantikan,” ucapnya.
Untuk mengenang atas kepergian BJ Habibie, kata Fitrawan, seluruh kantor cabang bank Muamalat di tanah air, bakal menggelar doa bagi BJ Habibie di morning briefing di Kamis dan Jumat besok.
“Saat sholat dzuhur di masjid sekitar kantor operasional, upayakan agar bisa sholat ghaib di tiap masjid yang berada di area Muamalat. Pasang bendera setengah tiang hingga 15 September. Dan yang paling utama, mendoakan beliau (BJ Habibie di akhir sholat,” urai fitrawan.
Mengutip republika.co.id, Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana menyampaikan BJ Habibie memiliki keterikatan yang kuat terhadap eksistensi Bank Muamalat.
BJ Habibie adalah pendiri dan tokoh Islam yang konsisten mendukung bank Muamalat. Hal itu dibuktikan saat krisis, BJ Habibie berperan membawa Islamic Development Bank (IDB) sebagai investor.
“Pak Habibie membantu keluar dari krisis dengan mengundang IDB untuk membantu permodalan hingga kini IDB terus semakin dekat mendukung Bank Muamalat,” katanya.
Untuk meneruskan dukungan itu, Putra BJ Habibie, Ilham Habibie pun ditunjuk sebagai Komisaris Utama Bank Muamalat hingga kini.
Untuk infotrmasi, ide pendirian bank Muamalat Indonesia (BMI) tercetus dalam sebuah lokakarya MUI tentang ‘Masalah Bunga Bank dan Perbankan’ Agustus 1990 di Cisarua, Bogor.
Hasan Basri, selaku Ketua Umum MUI saat itu, membawakan gagasan tersebut ke Munas MUI pada Agustus 1991 dan diputuskan bahwa MUI mengambil prakarsa mendirikan bank tanpa bunga.
Selanjutnya, Sekjend MUI waktu itu HS Prodjokusumo memimpin tim kerja pembentukan dan menunjuk BJ Habibie untuk menyampaikan gagasan ini kepada Presiden Soeharto.
Atas penjelasan BJ Habibir, Presiden Soeharto pun akhirnya menyetujui didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada 1 November 1991. Dan bias berkiprah hingga kini menjadi salah satu tonggak ekonomi di Indonesia.