Reporter : Hasrun
Editor : Kang Upi
KASIPUTE – Tidak seperti bocah lainnya, yang menikmati masa kecil dengan bermain dan berlarian, Zulkiflli (4), bocah kecil asal Desa Kampung Baru Waeputtang, Kecamatan Poleang Selatan, Kabupaten Bombana hanya bisa menikmati hari-harinya dengan terbaring lemas.
Pasalnya, putra ketiga pasangan Dahlan (38) dan Fitriani (37) ini diduga menderita gizi buruk akut, yang membuat bocah yang akrab dipanggil Kifli ini tergolek lemas, dan menangis sepanjang hari.
Kepada mediakendari.com, Fitriani sang Ibu kandung bocah tersebut, menjelaskan jika Kifli telah mengidap penyakit akibat kekurangan nutrisi itu sejak berumur lima bulan.
“Iye, mulai umur 5 bulan kena (penyakit-red) begini, sampai sekarang, berapa kalimi berobat di Puskesmas tapi belum sembuh juga,” kata Fitriani dengan lirih, Kamis (07/02/2019).
Sunggu miris memang. Namun kedua orang tua bocah tersebut hanya bisa pasrah menerima ujian hidup atas putra yang disayanginya itu.
Besar harapan untuk mengobati bocah tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bombana, untuk perawatan, tapi apa daya kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan membuat kedua orang tua Kifli mengurungkan niat mengobati buah hatinya itu.
“Belum pernah ki bawa di Rumah Sakit kasian, bagai mana mau bawa sudah tau keadaan begini, serba kekurangan sedangkan penghasilannya bapaknya kadang – kadang ada kadang tidak ada,” keluh Fitriani.
Ujian hidup ini seakan bertambah-tambah bagi Dahlan karena laut tempatnya mengais rezeki sebagai nelayan tidak kunjung memberikan penghasilan cukup untuk pengobatan, bahkan kadang kurang untuk kehidupan sehari-hari. Pun Fitriani, yang hanya Ibu Rumah Tangga, tentu tidak miliki penghasilan.
Dalam kondisi ini, satu-satunya yang bisa dilakukan Fitriani, adalah doa yang tidak henti diucapkannya sambil memangku sang buah hati, yang terus menangis. Bahkan diceritakannya, gizi buruk yang dialami anaknya itu, telah membuatnya tidak bisa berbicara dan melihat.
“Mau masukmi empat tahun umurnya ini anak, tidak bisa bicara tidak bisa melihat, tidak bisa duduk. Cuma menangis saja na tau, kalau dikasi baring dikasur menangis, ini anak kalau mau tidur cuma ‘diriwai’ dipangku saja,” tuturnya.
Saat ditemui media ini, Fitriani mengaku telah pasrah dan berharap adanya uluran tangan dermawan atau Pemerintah untuk sudi memberikan bantuan pengobatan anak laki-lakinya itu.
“Saya berharap bantuan pemerintah agar saya di bantu kasian, siapa saja yang mau bantu saya sangat berterimakasih,” harapnya.
Dikonfirmasi atas musbah yang dialami warganya, Kepala Desa Kampung Baru Waeputtang, Hanafi mengaku dirinya baru mengetahui kondisi warganya itu setelah mendapat informasi dari Kepolisian Sektor (Polsek), Rabu (06/02/2019) lalu.
“Baru kemarin saya tau, kalau ada wargaku yang menderita penyakit begitu, setelah saya di hubungi sama Pak Kapolsek bersama ibu Bayangkarinya yang turun di lapangan. Mereka bantu susu, indomi dan kebutuhan lain,” katanya.
Namun cukup mengherankan, sebab kades yang telah memimpin wilayah itu selama tiga tahun ini mengungkapkan jika dirinya kerap bertemu orangtua Kifli, namun tidak pernah dilaporkan anaknya sedang sakit gizi buruk.
“Dari Bidan juga kalo Posiandu tidak ada laporanya masuk, dari orang tuanya juga tidak ada, seandainya dari dulu saya tau ada wargaku begitu, itu tanggung jawabku,” tuturnya, pada mediakendari, Kamis(07/02/2019).
Untuk tindakan lebih lanjut, kata Kades, Kapolsek Polaeang Timur, IPDA Swis Mail suah meminta orang tua Kifli agar mengusahakan rujukan dari Puskesmas setempat, untuk perawatan di RSUD Bombana.
“Kemarin sudah ditegaskan sama Kapolsek harus tuntas rujukan, kalo tidak punya mobil, karena pak desa juga tidak punya mobil, nanti saya yang antar ke RSUD kata Kapolsek pada orang tua Kifli,” kata Hanafi menirukan ucapak Kapolsek.
Ia juga mengungkapkan, dirinya juga telah meminta orang tua Kifli untuk untuk ke Puskesmas mengambil rujukan, serta mendapat KIS atau BPJS untuk mempermudah biaya pengobatan di Rumah Sakit.
“Kemarin saya sampaikan kita naikmi ke Puskesmas untuk ambil rujukan, untuk mempermudah biaya di rumah sakit,” pungkasnya. (A)