KendariMETRO KOTA

Bukan Kota Kendari, Ini Wilayah Terpanas di Sultra Menurut BMKG

402
×

Bukan Kota Kendari, Ini Wilayah Terpanas di Sultra Menurut BMKG

Sebarkan artikel ini
Kepala Badan Meteorologi Maritim Sultra, Faizal Habibi. Foto : MEDIAKENDARI.com/Muh. Ali Wahab/B

Reporter: Muh. Ali Wahab
Editor: Kang Upi

KENDARI – Cuaca panas gerah menyengat di Kota Kendari telah menjadi perbincangan baik di media sosial maupun di lingkungan pergaulan antar warga, warga umumnya mengeluhkan atas kondisi tersebut.

Kondisi ini dirasakan tidak hanya di siang tetapi juga di malam hari, sejak awal musim kemarau pada beberapa bulan lalu, dan berlanjut hingga kini.

Dikonfirmasi atas hal ini, Kepala Badan Meteorologi Maritim BMKG Kendari, Faizal Habibi mengungkapkan, suhu yang terjadi saat ini cenderung normal. Kondisi tersebut berbeda dengan keadaan pada akhir Oktober 2019 lalu, dimana suhu yang terjadi di Sultra termasuk kategori ekstrim.

Pada kondisi tersebut kata Faizal, daerah dengan suhu terpanas berada bukan di Kota Kendari, melainkan di Kecamatan Pomala, Kabupaten Kolaka pada 22 Oktober 2019 lalu. Menurutnya, suhu normal pada musim kemarau di Sultra berkisar antara 33-35 derajat celcius.

BACA JUGA:

“Untuk Kota Kendari dibeberapa minggu terakhir hingga saat ini menunjukkan masih dalam kategori normal yakni berada pada suhu 35 derajat celcius, hanya saja kondisinya berada pada kelembapan yang rendah yakni dibawah 40 persen sehingga menyebabkan penguapan yang begitu cepat dan masif,” kata Faizal Habibi, Selasa (4/11/2019).

Faizal menjelaskan, suhu panas yang tinggi beberapa minggu terakhir ini disebabkan sejumlah faktor, yakni posisi matahari saat ini berada di selatan dimana wilayah Sultra berada pada belahan bumi bagian Selatan sehingga merupakan jarak terdekat antara matahari dan bumi.

Selain itu, lanjutnya, disebabkan adanya aliran masa udara kering yang dibawa dari Benua Australia masuk ke wilayah Sultra, sehingga berada pada suhu yang panas dan kelembapan yang kering

“Kondisi ini bukan hanya terjadi di wilayah Sultra, namun juga dirasakan di wilayah Jawa, NTT, Bali, dll,” pungkasnya. /A



You cannot copy content of this page