WAKATOBI – Polisi adalah penegak hukum yang ditugaskan oleh Negara. Polri mengemban tugas-tugas kepolisian diseluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Namun kali ini berbeda dengan salah satu oknum Polisi di Kabupaten Wakatobi, bukannya menertibkan suatu keributan, malah asyik merekam kejadian dan nonton begitu saja.
Pasalnya, pada saat Wartawan sedang menjalankan tugas peliputan soal pemasokan Minumar Keras (Miras) di Tempat Hiburan Malam (THM), Zona X di Kelurahan Wanci. Awak media mendapat tindak kekerasan berupa ditanduk oleh seorang sopir yang memuat Miras saat kegiatannya tersebut direkam (Video).
[Baca Juga: Dianiaya Saat Liputan, Seorang Wartawan Polisikan Sopir Truk Pengangkut Miras di Wakatobi]
“Kamu tidak punya hak ambil gambar saya. Kalau izinya lengkap kamu mau apa, silahkan Rekam. Eh, kenapa senter saya (Vidio-red),” kata sopir yang akrab disapa Daeng, pada Minggu (21/1/2018) malam, sembari membenturkan kepalanya di wajah awak media ini hingga luka dibagian bibir.
Akibatnya, Handphone (HP) awak media tersebut padam akibat kelakuannya. Selain itu, Sopir tersebut juga hendak merampas HP milik Wartawan.
Anehnya saat Wartawan dihalangi saat menjalankan tugas Jurnalistik dan perlakuan dengan cara yang tidak baik serta melanggar UU PERS Nomor 40 Tahun 1999, seorang oknum Anggota Sabhara Polres Wakatobi ini malah membuka kamera dan merekam (Video) kejadian itu tanpa sepata kata.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Gabungan Wartawan Daerah (GAWAD) Wakatobi, Deny menyayangkan sikap Polisi yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan malah asyik merekam saat rekanya dianiaya.
“Kami sangat menyayangkan sikap salah satu Polisi semalam. Seharusnya dia melerai kejadian saat teman-teman menjalankan tugas Pers. Bukanya asyik merekam kejadian itu. Ini tak patut diperlihatkan dihadapan Publik. Jadi terkesan Anggota ini berpihak sama pemilik Miras,” sesalnya.
Reporter: Sahwan
Editor: Kardin
