KENDARI – Seratus Ribu ton produksi gula pasir nasional yang didistribusikan keseluruh wilayah Indonesia dalam setahun diyakini Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dapat bertahan hingga Idul Fitri 2018.
Kepala Bulog Sultra, La Ode Amijaya Kamaluddin mengatakan, stok gula pasir yang ada di Bulog Sultra masih ada 48 ton, Stok tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan bisa bertahan hingga lebaran Udul Fitri 2018.
“Jadi, stok gula pasir masih bisa bertahan hingga lebaran Idul Fitri ini. Stok tersebut berada di beberapa gudang penyimpanan Bulog, seperti Kendari, Baubau, Raha, Unaaha, Kolaka, Kasipute, dan Ereke,” ujar Amijaya di Kantornya, Jumat (19/1/2018).
Dijelaskan, stok gula pasir saat ini melimpah untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu lanjutnya, masyarakat tidak perlu merasa khawatir jika ada isu kelangkaan.
Amijaya menuturkan, untuk pendistribusian gula di daerah, paling banyak yakni di Kota Baubau dan Kendari. Sementara produksi gula pasir sendiri berasal dari Jawa yakni pabrik Bulog.
“Pabriknya itu kemampuan memproduksi gula selama setahun sebanyak 100.000 ton untuk di distribusikan seluruh Indonesia,” ucapnya.
Lanjutnya, Harga Eceran Tertinggi (HET) gula sebesar Rp 12.500 per Kilogram, sehingga bagi mayarakat yang membutuhkannya dipersilakan datang ke Bulog.
“Saya sampaikan ke masyarakat manapun, pedagang kecil, besar, sedang kalau butuh gula silakan datang ke Bulog. Akan kami layani dengan jumlah berapa pun,” tuturnya.
Dalam penjualan gula pasir tersebut, katanya, Bulog bermitra dengan Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di seluruh wilayah Sultra.
“Dengan memanfaatkan RPK, pendistribusian atau penjualan gula pasir ini bisa menyentuh hingga warga yang ada di pelosok dan berdasarkan estimasi kebutuhan masyarakat Sultra terhadap komoditas gula pasir tersebut. Maka stok yang dimiliki saat ini mampu melayani kebutuhan masyarakat hingga lebaran mendatang,” pungkasnya.
Reporter: Waty
Editor: Kardin