Reporter : Ardilan
BAUBAU – Penyidikan dugaan kasus korupsi retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wameo terus bergulir di Kejaksaan Negeri (Kejari) Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kasus ini rupanya tidak hanya menjadi perhatian Penegak Hukum tapi juga oknum yang tidak bertanggungjawab, yang mencoba memanfaatkan kasus ini untuk menghasilkan uang.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Baubau, La Ode Rubiani, bahwa saksi yang sudah diperiksa Korps Adhyaksa menjadi target pemerasan oleh Orang Tak Dikenal (OTK) dengan mencatut nama Kepala Kejari Baubau (Kajari).
“Ada orang mengatasnamakan kepala kejari (Kajari) atau Kejaksaan Baubau meminta-minta uang ke pihak yang pernah kita periksa. Itu telpon konfirmasi yang saya terima beberapa hari ini,” ungkap La Ode Rubiani, Rabu (31/7/2019).
BACA JUGA :
- Selain ASN Fajar Meronda, Dugaan Terlibat Politik Praktis Lurah Tuoi dan Lurah Anggaberi di Facebook, Bawaslu Konawe Teruskan ke BKN dan KASN
- Kasus Dugaan Korupsi Kades Latoma Jaya Rp 179 Juta tahun 2020 dan 2021 Jalan Ditempat di Meja Penyidik Polres Konawe
- Dana SiLPA 59 Miliar Diduga di Korupsi Oknum Anggota DPRD secara Berjamaah Pada Perubahan Anggran 2023 dan Tahun 2024
- Tim Hukum Harmin Ramba Bantah Pernyataan Kuasa Hukum AMF yang Menyebut Kliennya Tidak Lakukan Dugaan Penghinaan
- Gaki Sultra Terus Kawal Laporannya di KPK RI, Terkait Kasus Dugaan Korupsi Dana Pokir DPRD Konawe Sebesar Rp 18 M Sumber Dana SILPA 2023
- Kejari dan Pemda Konsel Teken MoU Tentang Penanganan Masalah Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara
Untuk itu, kata Rubiani, pihaknya meminta agar para saksi terperiksa tidak menghiraukan apabila ada panggilan telpon yang mengatasnamakan Kejari Baubau untuk meminta uang.
Dirinya juga menghimbau serta menyarankan saksi agar langsung mengkonfirmasi ke pihak Kejari Baubau para saksi menerima panggilan telpon serupa.
Atas kejadian itu, Rubiani mengaku jika nomor penelpon gelap tersebut sudah dikoordinasikan ke Polda Sultra. Sebab, pihaknya mengaku tidak nyaman atas gangguan penelpon gelap dimaksud.
“Saya pastikan bahwa itu tidak benar dari kita yang minta uang. Kami akhirnya tidak nyaman karena ini mengganggu. Ini namanya penipuan. Orangnya perempuan yang menelepon mengatasnamakan Kajari. Logatnya mirip ketimuran juga,” pungkas mantan Kasi Intel Kejari Gorontalo Utara ini.
Untuk diketahui, tiga orang terperiksa yang sudah menghadap ke Kejari Baubau mengkonfirmasi soal permintaan uang melalui telepon tersebut. Salah satu diantaranya adalah pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Baubau. (A)