HEADLINE NEWSKendariKESEHATANMETRO KOTANEWS

Cegah Stunting, Jamaluddin Sebut Peran Keluarga Sangat Penting

346
×

Cegah Stunting, Jamaluddin Sebut Peran Keluarga Sangat Penting

Sebarkan artikel ini
BKKBN, Hasto Hardoyo menobatan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Lukman Abunawas sebagai Ayah GenRe Sultra. Foto: MEDIAKENDARI.com/Muh. Ardiansyah R/b

Reporter: Muh. Ardiansyah R
Editor : Taya

KENDARI – Masalah gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu lama atau stunting kini menjadi salah program pemerintah melalui Kependidikan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) khususnya program dan pengasuh 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Plt. Kepala Badan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Sulawesi Tenggara, Jamaluddin mengatakan stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis yang dipengaruhi kondisi ibu atau calon ibu masa janin, dan masa bayi atau balita termasuk penyakit yang diderita selama masa balita.

Jamaluddin menuturkan keluarga sebagai lingkup pertama dan utama bagi anak memiliki peranan sangat besar dalam pencegahan dan penurunan angka stunting. “Tidak bisa hanya bergantung pada praktisi dan tenaga profesional di bidang kesehatan,” tuturnya.

Kata dia, upaya perbaikan harus meliputi upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung intervensi gizi spesifik serta gangguan secara tidak langsung intervensi gizi sensitif.

“Pemenuhan gizi dan pemberian stimulasi yang baik pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak menjadi kunci,”katanya.

Kepala BKKBN Pusat, Hasto Hardoyo menjelaskan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan, tetapi hanya berkontribusi 30 persen. Sementara 70 persen merupakan kontribusi intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagai sektor, seperti ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, serta pendidikan orang tua.

Menurut Hasto, upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok 1.000 HPK yaitu ibu hamil, ibu dengan anak usia 0—12 bulan, dan ibu dengan anak usia 13—24 bulan. Kata dia, penanggulangan balita pendek paling efektif.

BACA JUGA :

“Periode 1.000 HPK meliputi 280 hari selama kehamilan dan 720 hari pertama setelah bayi dilahirkan. Masa tersebut telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan,” ucapnya.

Hasto menjelaskan, dampak buruk yang dapat ditimbulkan masalah gizi pada periode tersebut dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. (a)

You cannot copy content of this page