Reporter: Erlin
Editor: Wiwid Abid Abadi
ANDOOLO – Roshidin (43) warga Desa Wunduwatu, Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra), berhasil menyulap urine jadi pupuk organik cair. Pria kelahiran Ciamis, 5 Maret 1976 mengaplikasikan pengetahuannya itu dari pengalaman pelatihan yang ia ikuti.
Pria tiga anak ini menjelaskan, awal ia bergelut didunia pertanian didapatnya sejak duduk di bangku Madrasah Aliyah dan dari pelajaran ekstrakurikuler sekolah.
“Pertama kenal dunia pertanian sejak saya sekolah di Madrasah Aliyah, hingga tamat dari Aliyah sudah mulai menggeluti dunia pertanian,” jelasnya.
Dari situ, kecintaan Roshidin tentang pupuk terus tumbuh. Berbagai pelatihan seputar pupuk ia ikuti, ia bahkan menuntut ilmu hingga ke Sorong, Papua Barat (Pabar). Saat itu, ia merantau di kota yang berjuluk kota minyak tersebut.
Delapan tahun merantau, Roshidin meninggalkan Papua Barat dan pindah ke Konsel pada tahun 2002. Setahun tinggal, ia mulai mencoba mengembagkan pupuk dari urine hewan.
“Awalnya tahun 2003, pupuk saya kembangkan dari kencing kambing, nanti sekarang sudah ada delapan bulanan saya coba pakai kencing manusia,” tuturnya.
Dari pengalaman tersebut, kata Roshidin, hingga telah menikah, ia tetap bergelut didunia pertanian, dan selalu mengikuti pelatihan tentang pupuk organik dan pupuk organik cair (POC), yang kemudian dikembangkannya secara otodidak.
Selain itu, kata dia, pada bulan April 2017, ia ikut andil sebagai peserta dalam pelatihan teknik pembuatan Bio Urine, Netrogen, Fosfat dan Kalsium, yang berasal dari alam sekitar. Yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia Perwakilan Sultra, melalui kegiatan LEMS Sejahtera Desa Wunduwatu.
“Adapun pelatihan yang pernah saya ikuti antara lain, dengan mewakili Desa Wunduwatu, yakni pelatihan pertanian dan pengelolaan pupuk organik yang digelar oleh Bank Indonesia,” ungkapnya.
Lanjut Membaca Halaman Selanjutnya!