FEATUREDHUKUM & KRIMINALKendariKONAWE SELATAN

Demo Polda Usut Penembakan Warga Laonti, Mahasiswa Dipukuli dan Wartawan Dilarang Liput

868
×

Demo Polda Usut Penembakan Warga Laonti, Mahasiswa Dipukuli dan Wartawan Dilarang Liput

Sebarkan artikel ini

KENDARI – Ratusan mahasiswa yang tergabung dari Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Halu Oleo (KBM UHO), melakukan aksi unjuk rasa terkait penembakan warga Laonti yang diduga dilakukan oleh oknum Kepolisian, berujung ricuh, pada Senin (22/01/2018).

Salah seorang Mahasiswa menjadi korban agresif aparat Kepolisian. Mahasiswa itu, diseret oleh aparat dan mendapatkan pukulan serta perlakuan kasar yang mengakibatkan pendarahan di bagian hidung, pada saat aksi demonstrasi sedang berlangsung.

Dari pantauan awak Mediakendari.com, awalnya aksi unjuk rasa berjalan dengan kondusif para mahasiswa menuntut agar kasus penembakan yang menimpa seorang warga bernama Sarman dari Desa Tue-Tue Kecamatan Laoni Konsel, Minggu, (14/01/2018) agar diusut tuntas dan tidak ditutup-tutupi.

[Baca Juga : Mahasiswa UHO Tuntut Kapolda Sultra Copot Kapolres Konsel Soal Kasus Penembakan Warga Laonti]

Mahasiswa menuntut Kapolda Sultra memecat Kapolres Konsel, termasuk oknum Polisi yang bertindak arogan dengan menembaki warga Desa Tue-Tue saat konflik dengan PT GSM.

Pada saat orasi sedang berlangsung, tiba-tiba sejumlah aparat Kepolisian mengerumuni mobil pengeras suara yang ditumpangi para demonstran dan menarik paksa salah seorang mahasiswa dari atas mobil.

Saat itulah aksi unjuk rasa pun pecah karena seorang massa aksi ditarik paksa oleh aparat, akhirnya terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan Polisi.

Saat dikonfimasi, salah seorang mahasiswa, Jems Wahyudi mengaku sempat dipukuli oknum polisi di bagian hidung dan dahinya.

Salah satu korban pemukulan atas nama Jems Wahyudi, yang dilakukan oleh oknum Polisi. (Foto : Ruslan)

“Saya dipukul tadi waktu ditarik dan ditinju hidung dan dahi, masih ada bekas darahnya,” ujarnya sambil memperlihatkan luka memar di wajah dan tangan bekas pukulan oknum polisi.

Selain pemukulan terhadap mahasiswa, Polisi juga melarang sejumlah wartawan untuk meliput di tempat kejadian. Kejadian pengusiran terhadap wartawan itu, terjadi pada saat pemukulan salah satu orator aksi, atas nama Jems Wahyudi.

Sampai berita ini ditayangkan, belum ada klarifikasi dari pihak Polda Sultra terkait insiden tersebut.

Reporter: Ruslan
Editor: Kardin

 

You cannot copy content of this page