BAUBAU

Dewan dan Pemkot Baubau Bahas Pengembangan Bandara Betoambari

2009
Bandara Betoambari Kota Baubau. Foto : Istimewa

Penulis : Ardilan

BAUBAU – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat bersama stacholder terkait membahas pengembangan Bandara Betoambari, Rabu 06 Januari 2020.

Anggota DPRD Baubau, Yasin Mazadu mengungkapkan pihaknya memanggil Pemkot Baubau untuk duduk bersama membahas pengembangan Bandara Betoambari karena Gubernur Sultra, H Ali Mazi, SH memberi sinyal dukungan rencana tersebut.

“Rapat kerja dewan dengan pemerintah tadi bersama pihak bandara untuk melihat progres pengembangan bandara Betoambari. Kalau kita ingin bandara kita representatif kewajiban kita menuntaskan lahan agar runwaynya 2000 meter sudah selesai,” ucap Yasin Mazadu dikonfirmasi usai rapat di gedung DPRD Kota Baubau.

Kata Yasin, rapat bersama sejumlah pihak ini juga untuk membahas persoalan pembebasan lahan yang akan masuk dalam perubahan masterplan Bandara Betoambari. Hal ini dilakukan agar runway Bandara bisa lebih diperpanjang serta membangun terminal Bandara dengan tujuan agar pesawat jenis Boeing bisa mendarat di Bandara Betoambari.

“Mudah-mudahan di tahun 2021 ini pemerintah pusat akan ada anggaran yang turun untuk memperpanjang runway-nya. Sementara disisi daratnya masih banyak lahan yang diprioritaskan untuk dibebaskan agar terminal disana bisa sesuai masterplan. Karena apron (Parkiran pesawat) kita sudah tidak bisa lagi dikembangkan,” urai Legislator Hanura itu.

Ia meminta Pemerintah daerah (Pemda) tegas melakukan komunikasi pengembangan Bandara Betoambari. Pasalnya, dinamika Kota baubau dinilai begitu tinggi dan cepat akselerasinya.

“Soal recovery penerbangan paling cepat kita di Baubau menurut data bandara. Berdasarkan hal itu bisa menjadi perhitungan pemerintah pusat,” ujarnya.

Ia menyebut, dibutuhkan lahan sekitar seluas 74 hektar untuk pengembangkan Bandara Betoambari. Tentunya hal ini membutuhkan anggaran besar untuk pembebasan lahannya. Apalagi mengingat sebagian kawasan lahan yang masuk dalam rencana pengembangan Bandara sudah menjadi bangunan.

“Sekarang yg dipikirkan anggaran pembebasan lahannya. Tadi salah satu kesimpulannya akan dikoordinasikan dengan pemerintah provinsi (Pemprov) untuk memikirkan itu. Makanya harus menjadi tanggungjawab pemerintah secara struktural,” tandasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Baubau, Idrus Taufiq Saidi mengatakan pihaknya tidak menampik apabila ingin mendukung penerbangan domestik diperlukan pengembangan Bandara Betoambari.

Menurutnya, clean and clear lahan juga harus secepatnya disiapkan oleh Pemda Baubau serta tata ruang wilayah yang sementara direvisi guna mendukung Bandara kedepannya.

“Memang tidak bisa dipungkiri dengan runway bandara Betoambari yang hanya 1.800 dibutuhkan kebijakan regulasi dan dokumen antara lain masterplan untuk bisa masuk pesawat Boeing diatas Atr yang ada saat ini,” ungkap Idrus Taufik Saidi.

Meski begitu, ia optimis pengembangan Bandara Betoambari dapat dilakukan secara bertahap. Ia pun berharap Pemprov Sultra atau dalam hal ini Gubernur H Ali Mazi, SH dapat memberikan dukungan penuh.

“Makanya tadi semua sepakat mencari waktu buat bertemu bapak Ali Mazi terkait hal itu,” ujarnya.

Mantan Kadis Kominfo Baubau ini juga sepakat untuk mencapai masterplan yang representatif dengan runway 2500 hingga 3000 dibutuhkan lahan kurang lebih 70 hektar.

Sejauh ini, pria yang akrab disapa Fecky ini mengaku untuk kenyamanan masuknya pesawat runway Bandara akan dibuat menjadi 2000 terlebih dahulu.

“Untuk 70 hektar itu kira-kira sudah bisa representatif dengan terminal kargo dan lainnya,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version