Redaksi
KENDARI – Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Sulawesi Tenggara (Sultra) dituding tidak profesional dan mengabaikan prinsip tranparansi dalam proses tender.
Tudingan tersebut diungkapkan pengusaha konstruksi berinial A, yang menyebut BP2JK menerobos prinsip transparansi dalam tender lima paket proyek rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana sekolah dan madrasah di Sultra.
Namun sayangnya, kata A, Kepala BP2JK Sultra sejak satu bulan terakhir tidak berada di tempat sehingga kebutuhan informasi untuk transparansi atas tender proyek tersebut terhambat.
Apalagi, Ketua pokja informasi yang seharusnya memberikan gambaran atas dugaan tidak transparansi dalam proses tersebut sudah tidak pernah masuk kantor lagi dengan alasan kerja dari rumah.
“Sungguh sangat tidak profesional dan tranparansi proses tender ini dengan tidak memikirkan masalah yang akan timbul nantinyam,” kata A.
Dengan kondisi ini, kata A, tidak ada satu pun pihak yang berani memberikan penjelasan. Padahal disinyalir terjadi post bidding, dan adanya aroma persekongkolan dalam kasus tersebut.
“Kepala balai bahkan ketua pokja pun seolah acuh hanya mengandalkan kerja dari rumah tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi nantinya,” ungkapnya.
“Proses tender yang tadinya kental akan transparansi seolah-olah hilang begitu saja. Kepala BP2JK hanya membuat asumsi sendiri tanpa melihat aturan dan prosedur, karna beliau sudah satu bulan terakhir pulang kampung,” tambahnya.
A berharap, proyek tersebut dapat dilakukan penawaran ulang agar singkron sesuai jadwal dan proses tender berlangsung fair tanpa adanya intervensi dari pihak lain dan tidak terkesan diskriminatif sarat kepentingan.
Dirinya mendesak Kepala BP2JK Sultra untuk mengambil langkah sesuai prosedur tanpa mengandalkan informasi sepihak dan mengesampingkan aturan yang ada, bila perlu Pokja di evaluasi kinerjanya karena terkesan bekerja atas kehendak mereka sendiri.
“Kepala balai hanya menerima informasi tanpa mengkaji proses dan aturan yang ada. Karena bukan kali ini saja terjadi hal yang non tekhnis seperti ini, itu karena kinerja Kepala BP2JK Sultra yang tidak mengutamakan koordinasi yang baik dan hanya terus berasumsi sendiri serta terkesan arogan,” tutupnya.
Atas tudingan dan dugaan sebagaimana diungkapkan A, redaksi MEDIAKENDARI.com telah menghubungi Ketua Pokja Lelang, Adam via selulernya, namun tidak ada sambungan karena nomor seluler tersebt tidak aktif.